Menkes Sebut Kematian Bayi di Indonesia Paling Banyak karena Prematur

virprom.com-Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan mayoritas kematian anak di Indonesia disebabkan oleh kelahiran prematur.

“Di Indonesia, sebagian besar (kematiannya) terjadi secara prematur,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui usai peresmian gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RSUD Ngoerah Denpasar, Senin (2/9/2024). ditulis Antara.

Budi mengatakan, 78.000 bayi meninggal setiap tahunnya di Indonesia dari 4,6 juta bayi yang dilahirkan. Hal ini sering terjadi di Pulau Jawa mengingat jumlah penduduk di wilayah ini juga sangat besar.

Baca Juga: Kapan Bayi Prematur Boleh Dimandikan? Demikian penjelasan dokter

Sebagaimana ditulis dalam laman Kesehatan Negaraku Kementerian Kesehatan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi kelahiran prematur di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 29,5 persen per 1.000 kelahiran hidup. Indonesia menduduki peringkat kelima tertinggi di dunia untuk kelahiran prematur, sekitar 657.700 kasus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 13,4 juta bayi lahir prematur pada tahun 2020, atau lebih dari 1 dari 10 bayi. Menurut WHO, sekitar 900.000 anak meninggal pada tahun 2019 akibat komplikasi kelahiran prematur, dan banyak dari mereka yang selamat memiliki disabilitas seumur hidup seperti ketidakmampuan belajar serta gangguan penglihatan dan pendengaran.

Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 juga menjelaskan bahwa bayi lahir prematur selalu dibarengi dengan berat badan lahir rendah. Prevalensi bayi prematur di Indonesia sebesar 7-14% dari seluruh kelahiran, sedangkan di beberapa negara hanya 5-9%.

Menteri Kesehatan Budi mengatakan, pernikahan dini juga menjadi salah satu penyebab timbulnya permasalahan pada kandungan seorang wanita, sehingga bayi cepat lahir dengan berat badan lebih rendah dari rata-rata kelahiran normal.

“Di Indonesia, orang menikah terlalu cepat, ada masalah di kandungan, kelahiran kurang dari 37 minggu,” ujarnya.

Baca juga: 5 Penyebab Hipotermia pada Bayi Prematur

Untuk menangani kasus ini, pemerintah saat ini membagi perawatan bayi berdasarkan tingkat berat badan lahir untuk mengurangi angka kematian bayi.

Juga tidak dijelaskan secara rinci mekanisme penanganan bayi pada setiap tingkatnya sehingga berdampak pada penurunan angka kematian bayi.

“Sudah kita distribusikan, di puskesmas bisa kurang dari 2 kilogram, di 514 RS kabupaten/kota​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ memiliki berat badan kurang dari 1,8 kilogram di rumah sakit provinsi​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​​​​dan kurang dari 1 kilogram di rumah sakit vertikal kami”. katanya

Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan terus membangun lebih banyak layanan rumah sakit ibu dan anak untuk membantu pertolongan persalinan di bawah rata-rata dan menurunkan angka kematian anak.

Ia merinci, pascapandemi Covid-19, pemerintah menargetkan akan mendirikan 17 rumah sakit ibu dan anak di Indonesia, salah satunya gedung Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Umum Profesor. Ngoerah Denpasar yang diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo.

Dari 17 itu, ada 12 yang sudah mulai pembangunannya, sedangkan sisanya akan dimulai pada pemerintahan presiden mendatang yang pembiayaannya sudah disiapkan.

Menurut Menkes, ada kebutuhan penting untuk segera membangun rumah sakit ibu dan anak mengacu pada data kematian anak yang sering terjadi di Indonesia. Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top