Menjalani Masa Tua Tanpa Demensia

virprom.com – Seiring bertambahnya usia, tanda-tanda penuaan semakin terlihat pada kulit berupa kerutan. Faktanya, tidak hanya kulit kita yang menyusut, otak kita juga menyusut, sehingga menyebabkan penurunan fungsi yang disebut demensia.

Otak yang sangat berkurang ukuran atau volumenya meningkatkan risiko terkena demensia. Kondisi ini disebabkan oleh penuaan, terjadi secara perlahan dan tidak dapat kembali normal.

Dijelaskan oleh Dr.dr.Gea Pandhita Sp.N, meski proses penyusutan otak tidak bisa kita cegah, namun fungsinya bisa tetap terjaga tanpa banyak penurunan.

Dr. (13/6/2024)

Ada banyak jenis demensia, namun yang paling umum adalah Alzheimer. Kondisi ini paling banyak dialami oleh orang yang berusia di atas 65 tahun.

Baca Juga: Peneliti: Tinggi Lemak Tingkatkan Risiko Penyakit Alzheimer

Penderita Alzheimer mengalami penurunan fungsi kognitif, seperti kesulitan mengingat, berkurangnya kemampuan berbahasa, dan pengambilan keputusan. Mereka tiba-tiba kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari seperti tiba-tiba lupa menyalakan kompor.

“Jika Anda memiliki dua gejala ini, Anda mungkin akrab dengan penyakit Alzheimer, terutama jika dikaitkan dengan gangguan perilaku dan emosional, misalnya Anda mudah curiga atau mudah tersinggung,” kata dokter tersebut. Zia.

Mencegah Demensia Alzheimer

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memperlambat penurunan fungsi otak, dimulai dengan deteksi dini kesehatan otak.

Pemeriksaan demensia dapat dilakukan dengan mengisi kuesioner standar bernama Mini Mental Status Examination (MMSE) yang memiliki 11 poin penilaian.

Ada pula pemeriksaan fisik berupa MRI untuk mengetahui area otak hipokampus dan ukuran pembuluh darah otak. Tes yang lebih mendalam akan mencakup PET/scan untuk melihat apakah ada timbunan plak di sel otak yang dapat menyebabkan demensia. Jika terdapat gejala demensia, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk memperlambat pengecilan ukuran otak.

Baca Juga: Penyakit Jiwa Bisa Sebabkan Demensia pada Jemaah Haji Lansia

Dr. Berdasarkan

“Perbanyak aktivitas stimulasi otak seperti membaca, menyelesaikan TTS, mengaji bagi umat Islam dan mempelajari hal-hal baru agar otak tetap aktif.”

Olahraga teratur selama 30 menit setiap hari juga dianjurkan karena dapat meningkatkan aliran darah ke otak. Tidur yang cukup dan berkualitas setiap malam juga tidak kalah pentingnya.

“Saat kita tidur malam, tubuh memproduksi hormon bernama melatonin yang memperbaiki sel, termasuk sel otak. Produksi hormon ini paling tinggi antara pukul 21.00 hingga 03.00.”

Dengan menjalani pola hidup sehat, memperhatikan pola makan, maka penurunan fungsi otak dapat dikurangi, sehingga penuaan dapat dialami dengan lebih berkualitas.

Baca Juga: Stroke Tingkatkan Risiko Demensia Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top