Mengenal Terapi Pengganti Hormon untuk Atasi Gejala Menopause

virprom.com – Menopause atau berhentinya menstruasi secara permanen terjadi karena rendahnya kadar hormon estrogen dan progesteron. Kondisi ini seringkali menimbulkan gejala yang menyusahkan.

Gejala-gejala mengganggu ini biasanya muncul beberapa tahun sebelum menopause atau dikenal dengan istilah premenopause. Gejalanya meliputi hot flashes, keringat malam, kekeringan pada vagina, depresi, dan perubahan suasana hati.

Untuk menggantikan hormon yang berkurang, dunia medis mengenal terapi penggantian hormon (HRT) jika dilakukan pada usia kurang dari 40 tahun, atau terapi hormon jika dilakukan setelah usia 50 tahun.

Meski sekilas terlihat serupa, terapi hormon dan terapi sulih hormon sebenarnya berbeda. Terapi hormon adalah istilah yang lebih luas, mengacu pada semua jenis terapi dengan hormon.

Sedangkan jika mengacu pada terapi penggantian hormon, istilah ini digunakan untuk menopause, yaitu menggantikan hormon yang tidak lagi diproduksi oleh tubuh.

Baca juga: Alasan Wanita Menopause Lebih Berisiko Terkena Penyakit Jantung

Ada dua jenis HRT, yaitu terapi estrogen dan kombinasi estrogen dan progesteron. Konsultasi dengan dokter akan menentukan terapi yang tepat berdasarkan gejala yang dialami dan riwayat kesehatan.

Terapi estrogen Terapi ini hanya melibatkan hormon estrogen. Biasanya dokter memulai dengan meresepkan estrogen dosis kecil.

Bentuk estrogen bermacam-macam, bisa dalam bentuk pil, sejenis koyo yang dioleskan pada kulit, gel yang dioleskan, cincin yang dipasang di vagina, krim atau bahkan semprotan.

Terapi kombinasi: Jenis terapi penggantian hormon ini menggabungkan kombinasi estrogen dan progesteron (juga dikenal sebagai progestin, yaitu sebutan untuk semua hormon yang bekerja seperti progesteron). Wanita yang masih memiliki rahim membutuhkan progestin.

Hormon progestin membantu mengurangi kanker rahim, yang risikonya lebih tinggi jika Anda hanya mengonsumsi estrogen.

Baca juga: Jangan hanya percaya suplemen bisa meredakan gejala menopause

Selama masa reproduksi, sel-sel hilang dari lapisan rahim saat menstruasi. Ketika kita berhenti menstruasi dan rahim berhenti mengeluarkan cairan, estrogen dapat menyebabkan pertumbuhan sel ekstra di dalam rahim, suatu kondisi yang dapat menyebabkan kanker.

Terapi kombinasi biasanya berbentuk pil atau patch kulit, namun bisa juga berupa IUD (koil KB) yang dimasukkan ke dalam vagina.

Manfaat dan risiko

Manfaat utama HRT adalah menghilangkan gejala menopause yang tidak nyaman. Dengan cara ini, kualitas hidup meningkat dan seseorang dapat tetap aktif.

HRT juga dapat mengurangi risiko osteoporosis, meningkatkan mood dan masalah seksual seperti kekeringan pada vagina dan ketidaknyamanan saat berhubungan seks.

Namun terapi ini juga memiliki beberapa risiko, seperti peningkatan risiko kanker serviks (jika hanya menggunakan estrogen), peningkatan risiko penyakit jantung jika terapi dilakukan 10 tahun setelah menopause, peningkatan risiko penyumbatan pembuluh darah dan pukulan.

Risikonya berbeda-beda pada setiap orang tergantung pada kondisi kesehatan saat ini dan riwayat penyakit dalam keluarga.

Untuk mengurangi risikonya, beberapa orang hanya melakukan HRT kurang dari lima tahun. Dokter biasanya memantau kondisi dan mengevaluasi apakah terapi perlu dilanjutkan atau tidak.

Baca juga: Benarkah Pria Juga Mengalami Menopause? Dengarkan berita terkini dan pilihan berita kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top