Mengenal SHMS, Teknologi Identifikasi Kerusakan Infrastruktur Jembatan

JAKARTA, virprom.com – Kemajuan teknologi instrumentasi dan informasi dan komunikasi semakin memudahkan pemantauan kondisi struktur jembatan.

Teknik pengujian non-destruktif telah menjadi bidang baru untuk mendeteksi kerusakan struktural dan menentukan tindakan yang tepat untuk masa pakai jembatan.

Salah satu teknologi yang digunakan adalah Structural Health Monitoring System (SHMS).

Tidak hanya untuk jembatan, SHMS juga dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan infrastruktur lain seperti jalan, terowongan, dan bangunan.

Baca juga: Jembatan Bergerak di Swiss, Inovasi Perbaikan Jalan Tanpa Penutupan Jalur

Kerusakan tersebut biasanya berupa perubahan sifat dan geometri material, termasuk perubahan kondisi batas dan sistem sambungan.

Elemen penting dari proses identifikasi kerusakan adalah identifikasi kerusakan, lokasinya, jenis dan ukuran kerusakan.

Jika digunakan untuk mendeteksi kerusakan jembatan, SHMS dapat digunakan untuk memantau geometri, material, dan konstruksi.

Indonesia sendiri telah menerapkan SHMS pada Jembatan Suramado yang menghubungkan Pulau Jawa bagian timur dengan Pulau Madura.

Jembatan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu jalan lintas (bentang PCI), jembatan pendekat (box girder beton pratekan – dicetak di tempat) dan jembatan utama (dengan tiang cable-stayed). Ruas SHMS hanya berlaku pada ruas jembatan utama dan jembatan akses.

Kerusakan pada sistem infrastruktur jembatan biasanya tidak dapat dihindari, meskipun jembatan tersebut dirancang untuk jangka waktu yang lama.

Perhitungan hilangnya kapasitas fisik jembatan memerlukan penilaian terhadap kondisi teknis jembatan.

Baca Juga: Jembatan Kartek 2, Landmark Jalur Pensila di Bintul

Evaluasi harus terus dilakukan agar tindakan yang tepat dapat diambil. Jembatan ini merupakan tantangan bagi komunitas arsitektur.

Penerapan SHMS diharapkan dapat mengurangi biaya perbaikan dan tingkat kegagalan pemantauan otomatis.

Fungsinya untuk menyediakan data perubahan kondisi struktur akibat pembebanan, tegangan, deformasi, gaya gempa, angin dan beban lebih lalu lintas.

Teknologi pemantauan ini juga membantu mengidentifikasi elemen terlemah yang dapat diperkuat atau diperbaiki, sehingga membantu manajer dalam mengambil keputusan.  Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top