Mengenal Pengobatan Tumor dengan Radiofrekuensi

virprom.com – Teknologi ablasi frekuensi radio kini telah menjadi salah satu metode pengobatan tumor, terutama pada pasien yang tidak dapat dioperasi.

Penggunaan ablasi frekuensi radio (RFA) meningkat pada akhir tahun 1990an seiring dengan semakin majunya teknologi pencitraan seperti CT scan dan USG, sehingga dokter dapat mengontrol lokasi tumor dengan lebih tepat.

RFA telah digunakan untuk mengobati tumor atau kanker yang tidak dapat dioperasi, khususnya pada hati, paru-paru, ginjal, tulang, dan organ pencernaan.

RFA adalah metode pengobatan yang menggunakan energi gelombang radio untuk merusak jaringan abnormal seperti tumor. Prosedur ini diawali dengan penyisipan elektroda, yaitu alat yang dapat menghantarkan energi atau panas ke area sasaran melalui jarum atau alat lainnya.

Dijelaskan oleh Dr.C Rinaldi Lesmana, Sp.PD-KGEH, untuk tumor pada sistem pencernaan, kini telah muncul metode baru yang menggabungkan USG endoskopi (EUS) dan RFA.

Baca Juga: Penyebab Glioblastoma, Tumor Otak Ganas yang Harus Diwaspadai

“EUS-RFA menggabungkan keunggulan EUS dan RFA, memberikan keunggulan signifikan dibandingkan metode ablasi lainnya. EUS memberikan panduan visual yang sangat detail sehingga memungkinkan dokter menargetkan tumor secara tepat menggunakan RFA,” jelas Dr. Rinaldi.

EUS dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai ukuran, lokasi dan kedalaman tumor. EUS juga memandu penempatan elektroda selama prosedur. Dengan menggunakan pedoman ini, dokter dapat menghindari jaringan sehat di sekitarnya, sehingga meningkatkan efektivitas dan keamanan prosedur.

Keuntungan lainnya adalah minimal invasif, artinya tidak memerlukan operasi besar dan waktu pemulihan biasanya lebih cepat dibandingkan dengan operasi konvensional.

Menurut Dr. Rinaldi EUS-RFA dapat digunakan untuk berbagai indikasi medis, terutama bila tumor saluran cerna tidak dapat dioperasi atau pengobatan lain tidak efektif.

Indikasi medis tersebut antara lain tumor pankreas yang biasanya terletak di daerah yang sulit dijangkau dengan operasi normal, kista pankreas dengan tanda-tanda penyakit prakanker, serta tumor pada sistem pencernaan dan hati.

Baca juga: Penyebab Kanker Pankreas Paling Sulit Dideteksi

Langkah-langkah pemrosesan

Prosedur EUS-RFA dilakukan dalam beberapa langkah. Pertama, pasien diberikan obat penenang atau anestesi ringan untuk memastikan kenyamanan selama prosedur.

Dokter kemudian memasukkan endoskopi melalui mulut atau rektum untuk menerima panduan visual menggunakan EUS. Elektroda RFA kemudian ditempatkan dengan hati-hati di lokasi tumor.

Setelah elektroda dipasang, gelombang frekuensi radio diterapkan untuk memanaskan dan menghancurkan tumor.

“Keseluruhan proses dipantau secara cermat untuk memastikan tumor menerima dosis energi yang tepat dan tidak terjadi kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya,” jelas dokter dari RS Siloam MRCCC Semanggi ini.

Dr. Rinaldi menambahkan, meskipun EUS-RFA merupakan prosedur minimal invasif, namun tetap ada risiko dan komplikasi yang harus diwaspadai. Misalnya saja risiko infeksi, pendarahan di tempat ablasi, dan komplikasi yang mungkin timbul akibat penggunaan obat bius.

Baca juga: Sistem Pencernaan yang Sehat Mendukung Perkembangan Otak Anak Dengarkan berita dan berita pilihan langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top