Mengenal Parkinson, Penyakit Penuaan Sistem Saraf Otak

virprom.com – Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang rentan diderita oleh orang lanjut usia. Meski penyakit ini ditemukan sekitar 200 tahun lalu, namun masih belum ada obatnya. Perawatan medis yang tepat dapat membantu meringankan gejala.

Penyakit Parkinson merupakan penyakit yang disebabkan oleh proses penuaan sistem saraf otak ketika produksi dopamin terus menurun.

“Secara teoritis, 15 persen kasus Parkinson dipengaruhi oleh faktor genetik. Namun, jika kita lebih memahami dampak genetik pada penyakit Parkinson, maka genetika mungkin bisa menjadi faktor yang dapat menurunkan kejadian penyakit Parkinson,” kata Dr. Rocksy Fransisca V. Situmeang. , Dokter Spesialis Saraf RS Siloam Lippo Village Tangerang.

Baca juga: Anjing Bisa Deteksi Penyakit Parkinson dengan Akurasi 90%.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang berusia di atas 60 tahun, jumlah penderita penyakit Parkinson pun semakin meningkat.

Informasi mengenai gejala penyakit ini dan pentingnya deteksi dini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit Parkinson.

Menurut dr Rocksy, gejala penyakit parkinson dapat disingkat dengan akronim TRAP yang merupakan singkatan dari tremor (tremor), rigiditas (kekakuan), akinesia (gerakan lebih lambat), dan ketidakstabilan postural (postural instability).

“Gemetar pada tangan merupakan hal yang lumrah, sering kali dimulai saat istirahat. Getaran ini biasanya dirasakan pertama kali pada satu sisi tubuh, kemudian menyebar ke sisi lain seiring perkembangan penyakit,” jelasnya.

Selain TRAP, penderita juga mengalami gejala nonmotorik seperti gangguan tidur, gangguan penciuman, kesulitan buang air besar, dan kesulitan menelan.

Jika timbul gejala tersebut, segera temui dokter spesialis saraf untuk pemeriksaan lebih lanjut.

“Pemberian obat yang tepat oleh dokter meningkatkan kualitas hidup pasien,” kata dr Rocksy.

Baca juga: Cari Tahu Apa Itu Penyakit Parkinson, Penyebab dan Gejalanya.

Seperti yang dijelaskan oleh dokter spesialis saraf dr Frandy Susatia Sp.S, tujuan pemberian obat adalah untuk meningkatkan atau menggantikan dopamin dalam tubuh.

Selain pengobatan, ada pengobatan yang dianjurkan yaitu fisioterapi untuk mengatasi kekakuan otot dan nyeri sendi, terapi wicara, psikoterapi, dan terapi okupasi untuk membantu aktivitas sehari-hari, jelasnya.

Keterbatasan fisik yang dideritanya seringkali membuat pengidap Parkinson bergantung pada pengasuhnya.

Upaya tambahan dapat dilakukan untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam hidup. Misalnya saja menggunakan perangkat wearable seperti jam tangan khusus untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seseorang, seperti melacak waktu tidur dan mengingatkan untuk minum obat.

Pengobatan lain yang mungkin dilakukan adalah stimulasi otak dalam (DBS) untuk mencegah penyakit bertambah parah.

“DBS digunakan pada penderita penyakit Parkinson pada tahap awal agar penyakitnya tidak bertambah parah dan manfaatnya maksimal,” kata dr Frandy.

Sebagai pengobatan rutin, DBS dapat membantu mengurangi komplikasi motorik, mengatasi tremor, dan mengurangi dosis obat yang dikonsumsi.

Baca juga: Jenis Penyakit Degeneratif yang Harus Diwaspadai Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top