Mengapa Israel Kerahkan Pasukan Darat ke Lebanon?

ISRAEL dan Hizbullah telah berperang terbuka di masa lalu. Mereka bertempur pada tahun 2006 yang berlangsung selama lima minggu. Perang berakhir setelah PPB mengeluarkan resolusi gencatan senjata yang menyerukan kedua belah pihak mundur dari wilayah 32 kilometer selatan Lebanon yang berbatasan dengan Israel.

Namun Hizbullah tidak pernah meninggalkan wilayah tersebut. Pasukan Israel menyeberang ke wilayah tersebut pada Senin malam 30/9/2024, dalam apa yang disebut tentara Israel “terbatas”.

Baca juga: Israel Capai Kesepakatan dengan AS Usai Serangan Darat ke Lebanon Apa Tujuan Israel?

Serangan tersebut, sebagaimana dikonfirmasi oleh Pasukan Pertahanan Israel pada Selasa pagi, ditujukan untuk melumpuhkan pasukan dan infrastruktur Hizbullah di Lebanon selatan yang berada di bawah kendali Hizbullah. Di kawasan tersebut, Hizbullah diketahui membangun jaringan bawah tanah yang mengarah ke Israel.

Pengerahan pasukan darat terjadi setelah dua minggu serangan udara Israel terhadap kelompok teroris Lebanon yang didukung oleh Iran. Beberapa hari sebelum serangan udara, Israel dituduh terlibat dalam ledakan ribuan website dan ratusan stasiun radio (walkie-talkie) yang digunakan anggota Hizbullah secara bersamaan.

Banyak pejabat Israel yang mengatakan serangan itu dilakukan dengan tujuan melenyapkan kepemimpinan Hizbullah. Serangan udara Jumat lalu menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. Namun, para pejabat mengatakan serangan itu membuat invasi darat tidak diperlukan lagi.

Sejak Oktober tahun lalu, Hizbullah telah memulai serangan udara hampir setiap hari terhadap permukiman Israel. Kelompok tersebut mengatakan serangannya merupakan bentuk kerja sama dengan Hamas yang menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 hingga saat ini. Mengapa serangan terjadi di Lebanon selatan?

Lebanon Selatan merupakan daerah pegunungan yang penuh dengan perbukitan terjal, dimana tentara lokal yang mempertahankan daerah tersebut dapat dengan mudah disergap. Hal ini mungkin berdampak pada rencana tentara Israel.

Baca juga: Pergeseran Strategi Intelijen Israel untuk Melawan Hizbullah

Banyak analis militer mengatakan bahwa pengerahan pasukan darat Israel ke Lebanon selatan adalah serangan teroris.

Wilayah yang secara historis sulit ini telah membantu partai-partai regional mempertahankan diri mereka, dan Hizbullah telah memanfaatkan medan tersebut untuk keuntungan mereka dalam perang sebelumnya melawan Israel.

The New York Times melaporkan bahwa para pemimpin tentara Israel melakukan latihan persiapan selama berbulan-bulan untuk mengirim tentara berperang di wilayah tersebut.

Tidak diketahui bagaimana tentara Israel akan melakukan intervensi dalam serangan darat di selatan Lebanon ini. Selasa lalu, tentara Israel meminta penduduk lebih dari selusin kota dan desa untuk pindah ke utara Sungai Awali, yang berjarak 24 kilometer dari perbatasan Israel. Apa itu resolusi PBB 1701?

Resolusi PBB 1701, yang mengakhiri perang antara Israel dan Hizbullah pada tahun 2006, mengharuskan pasukan Israel mundur dari Lebanon selatan ke kawasan Dataran Tinggi Golan di bawah Garis Biru. RUU tersebut juga meminta Hizbullah untuk mundur ke utara Sungai Litani. Sungai Litani mengalir ke selatan Sungai Awali. Daerah antara Litani dan daerah perbatasan, tempat sebagian besar pertempuran terjadi, akan menjadi kawasan lindung.

Resolusi tersebut menyatakan bahwa wilayah tersebut berada di bawah kendali tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB. Pasukan penjaga perdamaian PBB masih berada di wilayah tersebut, namun resolusi tersebut belum sepenuhnya dilaksanakan.

Hizbullah mengatakan kehadirannya di wilayah penyanderaan karena Israel masih menduduki Lebanon. Meskipun pada tahun 2000 Israel percaya bahwa Israel telah sepenuhnya menarik diri dari Lebanon pada tahun 2000, Israel tetap menduduki wilayah yang disebut Peternakan Shabaa, yang ditunjuk oleh PBB untuk mengambil alih sebagian wilayah Suriah yang diduduki. Namun Lebanon dan Hizbullah mengatakan bahwa negara tersebut adalah milik Lebanon.

Baca juga: Hizbullah Kini Serang Tentara Israel di Perbatasan Lebanon

RUU tersebut mengacu pada pemecatan Hizbullah dari militer. Namun, organisasi tersebut memperoleh kekuatan politik dan militer. Pada tahun 2008, Israel mencoba merundingkan perdamaian dengan pemerintah Lebanon namun ditolak, terutama karena Hizbullah memperoleh kekuatan politik melalui perjanjian dengan pemerintah Lebanon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top