Mengapa Aplikasi Telegram Kontroversial?

TELEGRAM digunakan oleh semua pihak di Rusia, baik yang pro maupun anti pemerintah. Penangkapan CEO dan pendiri Telegram Pavel Durov di Paris pada 24 Agustus 2024 menimbulkan kekhawatiran akan serangan Rusia. Namun, aplikasi perpesanan ini terkenal dengan konfliknya.

Baca juga: CEO Telegram Pavel Durov ditangkap di bandara Prancis

Iran 2017-2018: Protes terjadi di kota Masyhad. Kelompok ini memprotes korupsi, salah urus pemerintahan dan kenaikan harga pangan. Dalam beberapa hari, protes menyebar ke banyak kota dan daerah pedesaan di seluruh negeri. Pemerintah Iran di Teheran berusaha mengendalikan protes ini.

Thailand 2020: Protes terhadap militer Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha telah diadakan di sekolah-sekolah di seluruh Thailand sejak dimulainya protes. Protes dengan cepat meningkat dan akhirnya mengarah pada “keadaan darurat”.

Belarus 2020: Pemilihan presiden dijadwalkan di Belarus, tempat presiden telah memerintah selama bertahun-tahun. Perdana Menteri Alexander Lukashenko mengumumkan bahwa dia telah memenangkan pemilihan umum. Protes massal terjadi selama berbulan-bulan.

Semua serangan di atas memiliki satu kesamaan: sebagian besar diorganisir oleh Telegram.

Telegram tersebut tampaknya telah memenuhi tujuan aslinya.  Pavel Durov pertama kali ingin membuat aplikasi perpesanan yang dapat membantu pemberontak Rusia. Pada usia 22 tahun, Durov menciptakan VKontakte (VK), yang dengan cepat menjadi situs media sosial terpopuler di Rusia dan menarik banyak perhatian.

Dalam upaya untuk menutup perusahaan dan mengekspos kelompok oposisi yang bekerja di platform tersebut, Durov meninggalkan perusahaan tersebut dan melarikan diri ke Rusia untuk mendirikan perusahaan guna melindungi pemerintah.

Kemudian dia menemukan Telegram.  Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan platform yang melindungi pengguna dari penyalahgunaan administratif. Durov sangat menyadari bagaimana kebebasan berkomunikasi dapat digunakan untuk menumbangkan otoritas pemerintah. Berita Palsu, Propaganda dan Ekstremisme

Aplikasi Telegram menjadi salah satu yang terpopuler di dunia sejak diciptakan pada tahun 2013 oleh Pavel Durov dan rekan-rekannya. Lebih dari 900 juta orang di seluruh dunia menggunakan Telegram. Para penggunanya mengatakan bahwa Telegram menangani lebih banyak konten dibandingkan layanan perpesanan lainnya. Aplikasi ini juga bekerja ekstra saat internet lambat, seperti saat pemerintah mencoba membatasi penggunaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top