Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Oleh: Kersten Knipp/DW Indonesia

TEHRAN, virprom.com – Sebuah helikopter menjatuhkan Presiden Iran Ibrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian serta pejabat lainnya yang menewaskan Presiden Iran menimbulkan gelombang kejutan di Timur Tengah.

Raisi kembali ke Iran pada Minggu (19/5/2024) setelah membangun tembok di perbatasan Iran-Azerbaijan dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev ketika helikopternya mengalami “gangguan” di sebuah gunung terpencil. Di Azerbaijan Timur. Menurut media pemerintah Iran. Penyebab kecelakaan itu tidak jelas.

“Ada banyak gagasan berbeda dan laporan yang belum dikonfirmasi yang beredar di Iran,” kata Sara Bazoobandi, pakar Iran di lembaga pemikir Institut Jerman untuk Studi Global dan Area di Hamburg.

Baca Juga: 6 Hal Tentang Helikopter Kepresidenan Iran, Buatan AS dan Belum

“Penyebabnya bisa murni kecelakaan atau helikopternya mungkin sudah tua atau hancur dan orang-orang dari kalangan politik Raisi bisa jadi terlibat.

“Rakyat Iran dapat memperkirakan rincian lebih lanjut mengenai keruntuhan tersebut dalam beberapa hari dan minggu mendatang,” kata Bajubandi. Pemerintah Iran berusaha menjaga ketertiban

Namun, pemerintahan teokratis Iran berusaha menjaga ketertiban dan situasi tetap stabil. Perdana Menteri Iran berjanji untuk melanjutkan pekerjaan pemerintah “tanpa hambatan apa pun” dan mengatakan “kami menjamin negara yang setia bahwa layanan ini akan terus berlanjut dengan semangat abadi Ayatollah Raisi.”

Presiden pertama Iran, Mohammad Mokhbar, terpilih. Dia akan menjadi presiden selama sekitar 50 hari sebelum pemilihan presiden berikutnya.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengumumkan pilihan Mokhbar dalam pidatonya atas kematian Raisi.

Mokhbar, 68 tahun, menghabiskan lebih banyak waktu di belakang layar dibandingkan politisi lain di teokrasi Iran.

Namun, dia terlihat di depan umum. Dia memiliki hubungan baik dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Menurut Hamidreza Azizi, peneliti tamu di Institut Urusan Internasional dan Keamanan Jerman.

“Hubungan Mokhbar dengan pimpinan tertinggi IRGC memastikan bahwa peran IRGC dalam pemerintahan Iran akan tetap ada dan berkembang,” tulis pakar tersebut di situs media X.

“Kepresidenan sementaranya membuka jalan bagi IRGC untuk melakukan kontrol yang lebih besar atas pemerintahannya.”

Baca juga: Profil Presiden Sementara Iran Mohammad Mokhbar Pengganti Ibrahim Raisi Iran bisa menyelenggarakan pemilu baru, menurut saya tidak mengherankan.

Bajubandi mengatakan pemilu akan digelar dalam jangka waktu tetap, 50 hari.

Namun pemilu ini bisa dipertimbangkan. Akan terjadi pemilu yang curang, ujarnya merujuk pada pemilu presiden 2021 lalu yang dimenangkan Raisi dengan mudah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top