Menengok Kwan Tie Miau, Kelenteng 182 Tahun yang Direvitalisasi

PANGKALPINANG, virprom.com – Klenteng Kwan Gali Myo di Pangkalpinang, Pulau Bangka Belitong (Babel), menjadi salah satu tempat ibadah yang dipugar polisi dalam rangka HUT Bayangkara ke-77.

Terletak di jantung kota, di Kawasan Pusat Bisnis Bangkok (BTC), kuil ini merupakan situs bersejarah yang berasal dari zaman Belanda.

Baca selengkapnya: Lihat Santa Maria de Fatima, bangunan gereja unik yang bentuknya seperti kuil

Pemugaran dilakukan pada kawasan pura, berupa penataan administrasi dan pembersihan, sebagai tempat peribadatan dan sebagai pusat perekonomian warga.

Kapolres Bangka Belitung AKBP Yan Sultra mengatakan, “Kami akan memulihkan Kelenteng Kwan Thie Myaw berupa sistem pengamanan, membantu usaha kecil menengah dan kecil di lingkungan sekitar, menyediakan peralatan kebersihan dan lain-lain.” Jumat (30/6/2023) salat keagamaan dilaksanakan di halaman pura.

Pak Yan mengatakan keberagaman di Bankabelitung telah dipertahankan sejak lama. Masyarakat hidup bersama dengan suku dan agama yang berbeda. Faktanya, banyak tempat ibadah keagamaan yang dibangun berdekatan.

“Babel sangat sabar, dan selain itu, Babel memiliki semboyan yang masih dianut oleh penduduk setempat dan Tionghoa. Sudah mapan: Tong Hin Fan Jin Ji Tong, artinya setiap orang setara, adalah filosofi yang harus dipupuk. Kawasannya nyaman. – Jenderal Daw, itu dua orang.

Sejarawan Pangkalpinang Ahmed Elvian mengatakan, Candi Kwan Tie Miau mulai dibangun pada tahun 1841 Masehi. Hal ini terlihat dari angka tahun pada aksara Tionghoa pada lonceng di kuil-kuil.

Kemudian pembangunannya selesai dan dimulai pada tahun 1846 Masehi.

Baca Juga: Bangunan Mirip Candi di Purbalinga Sebenarnya Adalah Gereja

Tahun pembukaannya diketahui dari banyaknya plakat perayaan perusahaan pertambangan timah yang mengacu pada Tahun Baru Imlek ke-26 pada tahun 1846 Masehi.

Klenteng Kwan Tie Miau berusia 182 tahun terhitung sejak dibangun.

Menurut Elvian, kedatangan masyarakat Tiongkok ke Pulau Bangka dimulai pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikromo (1724-1757 M) dan Sultan Ahmed Najamuddin I Adikusumu (1757-1776 M) hingga masa penjajahan Belanda.

“Selain bekerja sebagai penambang timah, mereka juga membawa agama, kepercayaan dan budaya asli dari daerah asalnya,” kata Pak Elvian. pemulihan

Klenteng Kwan Thie Miao direnovasi pada tahun 1986 dan 1991. Setelah kebakaran pada tanggal 22 Februari 1998, renovasi besar lainnya dimulai pada tanggal 17 April 1998.

Pada tahun 1986 dilakukan renovasi pertama akibat dibukanya Jalan Walikota Muhyiddin. Untuk pintu halaman depan dan dinding depan candi dipugar beberapa meter dari posisi semula.

Kuil ini memiliki arsitektur khas Tiongkok dengan warna merah dan kuning. Terdapat lonceng besi dan hiasan sayuran (chilan), dan di atas candi pusat terdapat lingkaran hitam putih yang melambangkan keseimbangan (yin dan yang).

Berikutnya adalah patkwa (pakua) yang merupakan simbol keberuntungan, kemakmuran dan kebahagiaan. Kedua simbol ini merupakan ciri khas Taoisme.

Pada masa orde baru, candi ini berganti nama menjadi Pura Amal Bakti. Kemudian setelah reformasi, Kwan kembali ke Tie Miau. Pilih berita dan pembaruan langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda virprom.com Saluran WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top