Mendagri Tito Sebut Pilkada Langsung Hambat Pembangunan, Politikus PDI-P Pertanyakan Kajiannya

Jakarta, virprom.com – Politisi PDI-P Andres Hugo Pereira mempertanyakan alasan Menteri Dalam Negeri (Mandagari) Tito Karnavian menilai pemilihan presiden daerah (pilkada) secara langsung menghambat pembangunan.

Menurut Andres, masyarakat perlu mengetahui apakah pernyataan Tito hanya berdasarkan pemikiran pribadi atau kajian akademis.

“Apa yang disampaikan Pak Tito hanya pendapatnya saja ataukah berasal dari kajian akademis?” kata Andris, Rabu (12/6/2024) saat dihubungi virprom.com.

Andres mengatakan di negara maju seperti Amerika Serikat dan Jerman, pemilihan kepala daerah secara langsung tidak menghambat pembangunan.

Baca juga: Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian Anggap Pilkada Langsung Jadi Penghambat Pembangunan

Anggota komisi X DPR RI ini mengatakan: Di negara-negara yang menyelenggarakan pemilu daerah seperti Amerika, Jerman dan banyak negara maju lainnya, pemilu daerah dilaksanakan secara langsung, pembangunan terus dilakukan hingga negara-negara tersebut dianggap sebagai negara maju.

Karena itu, dia meminta Tito menunjukkan hasil kajian akademis jika menilai pilkada langsung akan menghambat pembangunan.

Menurut Andres, hal ini lebih penting dibandingkan lahirnya wacana yang pada akhirnya akan menimbulkan perselisihan di masyarakat.

Andris mengatakan, “Alangkah baiknya jika Mendagri memaparkan langsung hasil kajian pilkada, sebaiknya disosialisasikan terlebih dahulu, baru dibahas agar tidak membuang waktu dengan kontroversi.” .

Baca juga: Menteri Dalam Negeri Sepertinya Salah Membaca Situasi dan Anggap Pilkada Langsung Jadi Penghambat Pembangunan.

Diberitakan sebelumnya, Tito Karnavian menilai pilkada langsung seringkali tidak terikat karena pertimbangan politik, hubungan gubernur dan raja muda atau wali kota.

“Langkah ini kami lihat untuk menyelesaikan pembangunan tanpa hambatan politik, karena yang kita alami selama ini sering kali gubernur dan wali kota/wali kota tidak memiliki hubungan yang harmonis,” kata Tito dalam rapat kerja dengan komisi kedua. DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/6/2024).

Ia mengatakan, perbedaan partai politik (parpol) antar kepala daerah yang dipilih langsung oleh masyarakat seringkali menimbulkan disharmoni.

Menurut Tito, situasi ini membuat pembangunan tidak tepat sasaran dan merugikan masyarakat.

Suatu partai belum tentu sama, apalagi jika partainya berbeda, persaingan, apalagi jika partainya berbeda, sering terjadi gesekan.

Baca Juga: Mendagri Sebut Pilkada Hambat Pembangunan, PKB: Buka Saja Biar Bisa Dibincangkan

Tito mengklaim, kondisi berbeda terjadi pada pejabat yang ditunjuk langsung oleh pemerintah.

Sebab, para pejabat diangkat langsung, bukan merupakan kader partai politik, dan tidak mengeluarkan biaya politik untuk menjadi pemimpin daerah.

Tito mengatakan, “Karena mereka tidak punya biaya politik seperti teman-teman pilkada yang harus mengeluarkan banyak biaya politik untuk kampanye dan sebagainya.

“Iya, mereka tidak bisa bermain-main seperti biaya politik, ini kesempatan mereka untuk berbuat baik,” imbuhnya. ://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top