Memahami Terjadinya Pikun pada Lansia

virprom.com – Hilangnya ingatan merupakan bagian normal dari proses penuaan. Namun kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan demensia harus dicermati sebagai gejala demensia.

Demensia adalah istilah umum untuk kondisi demensia. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi seluruh aspek kehidupan sehari-hari seseorang, termasuk kesulitan melakukan tugas-tugas yang dulunya dianggap sederhana, seperti menyalakan kompor, mengancingkan pakaian, bahkan menyebutkan nama suatu benda.

Dr. Dr. Dijelaskan Gia Pandita SP, ada berbagai jenis penyakit demensia (pikun), namun penyebab paling umum adalah penyakit Alzheimer.

“Sekitar 80 persen pikun disebabkan oleh penyakit Alzheimer dan demensia vaskular (5-10 persen) yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otak pada pasien pasca stroke,” kata dokter spesialis saraf RS Pondok Indah – Bintaro Tangerang ini.

Baca juga: Keterampilan Multitasking Sebabkan Lupa di Masa Muda

Demensia terjadi karena volume otak mengecil atau mengecil sehingga mengakibatkan berkurangnya fungsi. Proses ini melambat seiring bertambahnya usia.

Dr. Menurut Gea, penurunan tersebut masih merupakan hal yang wajar karena ada proses penyusutan otak yang lebih lambat, ada pula yang lebih cepat.

“Penurunan aktivitas otak yang ekstrim ini menyebabkan demensia,” jelasnya.

Pada tahap awal, penderita Alzheimer hanya bisa melupakan nama-nama orang disekitarnya, kemudian perlahan-lahan melupakan nama-nama benda disekitarnya, lupa kosa kata dan lupa waktu.

“Mereka mulai lupa beberapa kosa kata dan akhirnya tidak mau berbicara karena bingung harus berkata apa,” kata Dr. kata Gia.

Tidak semua gangguan ingatan disebut Alzheimer. Setidaknya ada tiga kriteria utama seorang pasien untuk dianggap menderita Alzheimer.

Yang pertama adalah menurunnya fungsi kognitif (ingatan, kemampuan berbahasa, pengambilan keputusan), kesulitan dalam melakukan tugas sehari-hari yang sebelumnya mudah dilakukan, dan keterbatasan perilaku atau emosional.

Baca juga: Menjalani Usia Tua Tanpa Demensia

Merawat orang lanjut usia dengan demensia

Disadari atau tidak, hidup kita dikelilingi oleh para lansia. Angka harapan hidup di Indonesia saat ini mencapai 71 tahun dan rentan terkena penyakit Alzheimer.

“Indonesia termasuk negara tua karena proporsi penduduk lansianya lebih dari 7 persen, sehingga demensia Alzheimer menjadi perhatian,” kata Dr. kata Gia.

Dia mengatakan tinggal bersama seorang lansia yang mengidap demensia Alzheimer merupakan sebuah tantangan dan dapat berdampak buruk secara fisik dan mental pada keluarga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top