JAKARTA, virprom.com – Pemimpin Partai Demokrasi Indonesia (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengingatkan, tidak ada kekuasaan yang abadi.

Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato politiknya pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukarnas) Partai Berindo, Selasa (30/7/2024).

Awalnya, Presiden ke-5 RI ini mengaku sempat diperiksa polisi dan Kejaksaan Agung (Kejakung) di awal era reformasi.

Belakangan, setelah menjadi Presiden Republik Indonesia, Megawati bertemu dengan polisi yang bertanggung jawab atas penyelidikannya saat berkunjung ke wilayah tersebut.

“Oke di dalam. Sekarang kamu menghormatiku. Makanya takut, tidak ada yang permanen, kata Megawati di YouTube iNews, Selasa.

Baca Juga: Meghawati: Saya Tak Khawatir Karena Saya Sudah 3 Tahun Menjadi Presiden, Saya Sudah Kalah Meski Belum Kalah.

Sementara itu, Meghawati menanyakan tentang pengacara yang menginterogasinya yang menghadiri peringatan Hari Adhiksha.

“Waktu saya jadi irup (pengawas upacara), saya banyak yang gini (hormat) dan saya jadi gini (penghormat). “Sekarang kamu tahu bahwa di dalam hatiku, kamu menghormatiku,” katanya.

Megavathy mengaku tak ingin sombong saat bercerita. Sebaliknya, hal ini mengingatkan kita bahwa tidak ada kekuasaan yang bertahan selamanya.

“Saya katakan ini bukan kesombongan, tidak ada kekuasaan yang kekal. Ya Pak, cukup Pak, sudah cukup. Beliau bilang, “Sudah waktunya.”

Sebelumnya, Meghawati juga mengaku sudah tiga kali diperiksa polisi.

Dia bahkan mengungkapkan istilah “naga merah” yang digunakan sehubungan dengan dirinya. Selain itu, “Naga Hijau” dipersembahkan kepada Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Kuz Dur.

Baca Juga: Hasto, Meghawati: Kalau Saya Antar ke Kapolri, Coba Ceritakan Apa Itu Kapolri, Dapatkan Berita Terkini dan Jajak Pendapat Kami di Ponsel Anda. Untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com, pilih saluran berita favorit Anda: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.