JAKARTA, virprom.com – Presiden Jenderal (Ketum) Megawati Soekarnoputri menilai semangat reformasi di Tanah Air sudah mulai hilang.

“Menurut saya, reformasi sekarang sepertinya sudah hilang atau sudah tidak ada lagi,” kata Megawati saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan V di Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/05/2024).

Menurut Megawati, reformasi di masa lalu menjadikan nepotisme, kolusi, dan korupsi sebagai musuh bersama.

Oleh karena itu, saat masih menjabat sebagai Presiden ke-5 RI, ia menginisiasi pembentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberantas hal tersebut.

Baca juga: Megawati Tanggapi Kritik Terhadap Uji Hukum MK dan Siaran Pra Puan

Namun menurutnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah tidak seperti dulu lagi.

“Aku juga. Mengejutkan bahwa semuanya baik-baik saja, tetapi sekarang digunakan dan tidak bagus. Aku bertanya-tanya mengapa? Salah siapa ini?” kata Megawati.

Selain itu, Megawati menegaskan Mahkamah Konstitusi (MK) sudah berubah dan mungkin bisa diintervensi pemerintah.

Ia kemudian menyinggung putusan Mahkamah Konstitusi nomor 90/PUU-XXI/2023 tentang syarat usia calon presiden dan wakil presiden.

Keputusan tersebut menjadi karpet merah bagi putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, untuk maju pada Pilpres 2024, meski usianya baru 36 tahun.

Baca Juga: Ejekan Polri, Megawati: Kapan Polisi Bisa Seperti Pak? Hoegeng?

“Makanya Mahkamah Konstitusi juga demikian. Mengapa? Pemerintah bisa ikut campur. “Dari putusan perkara nomor 90 terlihat jelas banyak menimbulkan antipati,” kata Megawati.

Ambisi kekuasaan telah berhasil mematikan etika moral dan hati nurani hingga menggantikan otoritas dalam demokrasi yang sehat, lanjutnya. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.