Kurang Gizi Jadi Penyebab Prevalensi Stunting Sulit Turun

virprom.com – Pakar kesehatan masyarakat Prof. Dr. Dr. Abdul. Razak Thaha, MSc, SpGK mengatakan gizi buruk menjadi salah satu penyebab kenaikan berat badan sulit diturunkan.

“Jika terjadi peningkatan pembayaran pada anak-anak, saat itu kita perlu berhati-hati karena kemungkinan terjadinya kasus baru sangat tinggi,” kata Razak dalam Rakernas BKKBN yang dikutip Antara, Kamis (25/25). ). ). 4/2024).

Baca juga: ASI baik untuk menurunkan angka stunting

Razak mengatakan, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, sampah sudah mencapai 7,1 persen. Jumlah ini meningkat menjadi 7,7 persen pada tahun 2022.

Hal ini juga harus menjadi peringatan bagi pemerintah untuk mempercepat pengurangan pencemaran nama baik.

Karena bertambahnya gratis berarti anak yang kurang makan bisa dikatakan tidak terurus, sehingga kemampuan mempunyai bayi sangat tinggi.

Artinya kemungkinan terjadinya aksi baru di tahun 2023 lebih besar dibandingkan tahun 2021 dan 2022. Jadi penurunannya hanya 0,1 persen, sehingga kegagalan tersebut tidak terulang di tahun depan, ujarnya.

Razak juga mengatakan, alasan lain sulitnya menurunkan jumlah generasi muda adalah karena pemerintah sedang fokus pada implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang percepatan pengurangan skorsing.

Dalam kebijakan ini yang terpenting adalah keluarga mempunyai risiko untuk dibayar. Saat ini permasalahan gizi buruk pada anak masih kurang mendapat perhatian.

“Jadi karena penurunan (berat badan) kita abaikan, banyak yang jadi visi baru, karena banyak pemberhentian baru, ekspansinya tidak sedikit. Kita – bilang pengurangan 0,1 persen bukan pengurangan. keprihatinan kami dan kami perlu fokus,” kata Razak.

Baca juga: Bisakah makan siang mencegah sembelit? Inilah definisi IDAI

Rabu (3/3/2024) lalu, Deputi Bidang Dukungan, Pengumpulan, dan Informasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sukaryo Teguh Santoso mengatakan, jumlah pembayaran tahun 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sebanyak 21,5 persen. .

Teguh menyayangkan pencapaian penurunan utang pada tahun 2023 kurang menggembirakan, padahal targetnya 18 persen.

Untuk itu, ia meminta masyarakat setempat memperkuat kerja sama dengan Kelompok Pendamping Keluarga (TPK) di tingkat yang lebih tinggi untuk mensukseskan program Bangga Kencana dan mengentaskan kemiskinan. Dengarkan Injil dan pilihan pesan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran pesan favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top