Kudeta Militer Bolivia Hanya Rekayasa?

LA PAZ, virprom.com – Kudeta militer Bolivia ternyata hanya rekaan yang dibintangi oleh Presiden Luis Arce dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Juan Jose Zuniga.

Terkait hal tersebut, Luis Ersa pada Kamis (27/6/2024) membantah dirinya melakukan kontak atau kontak dengan mantan Panglima TNI tersebut.

Zuniga sendiri ditangkap setelah mengerahkan pasukan dan tank di jantung kota La Paz, di mana mereka mencoba mendobrak gerbang istana presiden.

Baca juga: Alasan Panglima Angkatan Darat Bolivia Coba Kudeta

14 warga sipil anti-kudeta terluka akibat tembakan, menurut pihak berwenang Bolivia.

Ersa mengatakan, bahkan ada di antara mereka yang harus dirawat di rumah sakit dan menjalani operasi.

Pihak berwenang Bolivia berbaris dengan tangan diborgol di depan media pada hari Kamis.

Mereka mengumumkan penangkapan 17 orang, termasuk mantan panglima angkatan bersenjata Juan Jose Zuniga.

Polisi anti huru hara juga dikerahkan untuk menjaga gedung pemerintah sehari setelah kudeta. 

Ketegangan di negara Andean tersebut meningkat dalam beberapa pekan terakhir akibat kenaikan harga bahan bakar dan perselisihan antara Luis Arce dan mantan presiden Abu Morales menjelang pemilu 2025.

Baca juga: Siapakah Presiden Bolivia Luis Arce yang Selamat dari Upaya Kudeta? Aresa membantah terlibat dengan Zuniga.

Dalam penampilan publik pertamanya sejak berakhirnya pengumuman upaya kudeta pada Rabu malam (26/6/2024), Aresa membantah adanya kolusi dengan Zuniga.

Komandan militer Zuniga pernah menyatakan bahwa dia hanya mengikuti perintah untuk melakukan pemberontakan.

Dengan adanya pemberontakan ini, Presiden Aron Zuniga berharap dapat menerapkan tindakan keras yang akan meningkatkan popularitasnya.

“Bagaimana seseorang bisa memerintahkan atau merencanakan kudeta terhadap mereka?” kata Aresa kepada wartawan, Kamis, dikutip AFP.

Saat berbicara di luar kantor kepresidenan pada Rabu sore, Zuniga mengatakan angkatan bersenjata bermaksud membangun kembali demokrasi agar menjadi demokrasi yang nyata dan bukan demokrasi yang dipimpin oleh seorang laki-laki selama 30 atau 40 tahun.

Segera setelah itu, pasukan dan tank mundur dari Plaza Morio yang bersejarah, dan televisi lokal menyiarkan cuplikan penangkapan Zuniga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top