Kualitas BBM Jadi Salah Satu Faktor Otomotif Harus Geser ke EV

JAKARTA, virprom.com – Kementerian Kelautan dan Investasi (Kemenko Marves) mengatakan ada beberapa alasan Indonesia perlu mengadopsi kendaraan listrik (EV) sebagai transportasi jalan raya.

Salah satunya, menurut Firdausi Manti, Asisten Koordinator Kementerian Kelautan dan Perikanan, adalah kualitas bahan bakar minyak (BBM) yang masih buruk dan nilai impor yang masih tinggi setiap tahunnya.

Berdasarkan data kami, rata-rata nilai impor BBM pada tahun 2019 hingga 2023 mencapai Rp 250 triliun per tahun karena hanya 40 persen kebutuhan kita yang dapat dipenuhi (produksi) lokal dan sisanya akan diimpor, katanya di Jakarta. Kamis. 22 8. 2024.).

Baca juga: Berita Aksi Lempar Batu di Jalan Serpong-Cinere

Selain itu, nilai impor BBM bersubsidi rata-rata sebesar Rp119 triliun per tahun pada periode yang sama, kata Firdausi.

Dengan jumlah tersebut, kendaraan bermotor menjadi salah satu penghasil emisi terbesar di Tanah Air dengan total kontribusi sebesar 23 persen setelah pembangkit listrik sebesar 42 persen.

Firdausi mengatakan tingginya emisi kendaraan tersebut bukan hanya disebabkan oleh jumlah penduduk. Namun kualitas bahan bakarnya masih rendah.

Jadi, selain kendaraan yang mengeluarkan gas buang, kualitas bahan bakar kita masih belum memenuhi standar Euro 4 atau Euro 5 seperti di negara lain, ”ujarnya.

Dengan demikian, emisi kendaraan bisa mencapai 32-41 persen pada musim hujan dan 42-57 persen pada musim kemarau, ujarnya.

Baca juga: Soal Kamera, Toyota Indonesia Recall BZ4X dan Lexus

Di sisi lain, industri otomotif tanah air juga sangat penting dalam meningkatkan perekonomian. Pada tahun 2023, dengan total produksi mobil sebesar 1,4 juta, sektor terkait akan berdampak langsung terhadap pendapatan ekspor hingga Rp 100 triliun.

Selain itu, industri otomotif menyumbang PDB sebesar Rp196 triliun dan menyerap 1,5 juta tenaga kerja di rantai industri tersebut, kata Firdausi.

“Meski rasio kepemilikan kendaraan kita hanya 90 unit per 1.000 penduduk, namun potensi pertumbuhannya masih besar. Oleh karena itu, kita perlu mengambil langkah-langkah agar tidak membebani kesehatan lingkungan dan anggaran kita,” ujarnya.

“Jangan sampai industrinya bagus, tapi emisi karbon dioksida meningkat, polusi udara memburuk, impor BBM dan subsidi BBM juga meningkat,” kata Firdausi. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top