Kominfo Pantau Kantor Starlink dan Dugaan Predatory Pricing

virprom.com – Starlink, penyedia layanan Internet satelit milik Elon Musk, sudah memiliki nama bisnis di Indonesia yaitu PT Starlink Services Indonesia. Namun ternyata mereka masih belum memiliki kantor resmi di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi. Budi mengatakan Starlink saat ini sedang mempersiapkan pembukaan kantor di Indonesia.

Meski demikian, Menkominfo mengatakan seluruh permasalahan terkait integritas dokumen administrasi masih diproses oleh perusahaan milik Elon Musk tersebut.

“Sejak beroperasi di Indonesia pada April lalu, kami terus menanyakan detail kantor dan operasional Starlink di Indonesia. Sembari memprosesnya, kami juga terus memantau aktivitas mereka di sini,” jelas Budi kepada KompasTekno di sela-sela konferensi pers. . tentang perkembangan terkini pemberantasan perjudian online pada Jumat (24/5/2024). 

Budi juga mengatakan pemerintah akan memantau dan mengevaluasi operasional Starlink di Indonesia.

“Saat ini Starlink sudah beroperasi satu bulan lagi dan selanjutnya setiap tiga bulan sekali kami akan mengevaluasi kembali segala hal terkait Starlink, seperti layanannya dan penggunaan sumber daya manusia lokal,” tambah Budi.

Baca juga: Survei: Sebagian Besar Pengguna Internet Tidak Tertarik Berlangganan Starlink Internet

Lanjut Budi, beberapa hal terkait pengawasan dan pengendalian, serta kehadiran kantor Starlink di Indonesia dinilai penting untuk menciptakan penyelenggaraan layanan telekomunikasi di Indonesia yang memiliki daya saing dan kualitas yang sehat.

“Semua hal ini penting untuk memastikan Starlink dapat menciptakan level playing field, yaitu persaingan yang efektif dan adil, di sektor telekomunikasi Tanah Air, serta dapat memberikan layanan Internet yang inklusif kepada masyarakat Indonesia,” kata Budi. Ancaman harga

Merujuk laman resmi Starlink.com, di Indonesia, layanan Starlink kini bisa dinikmati dengan membayar biaya perangkat sebesar Rp 4.680.000 dan biaya layanan sebesar Rp 750.000 per bulan untuk paket residensial. 

Harga perangkat ini diturunkan 40 persen dari harga aslinya yakni Rp 7.800.000. Harga diskon ini hanya berlaku hingga tanggal 10 Juni 2024, sehingga setelah tanggal tersebut kemungkinan besar harga akan kembali normal.

Penurunan harga perangkat Starlink ini dilaporkan menimbulkan kecurigaan bahwa Starlink mempermainkan harga. Pasalnya Starlink bisa dikatakan satu-satunya perusahaan yang menawarkan layanan Internet satelit kepada konsumen di seluruh negeri secara komersial.

Baca juga: Saat Elon Musk Sambut Starlink di Indonesia…

Terkait hal tersebut, Budi menjelaskan, kegiatan komersial seperti permainan harga atau melakukan operasi predatory pricing sebenarnya berada dalam lingkup Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) dan sudah ada peraturan yang mengatur hal tersebut. 

Meski demikian, Kominfo akan terus melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap aktivitas PT Starlink Services selama beroperasi di Indonesia.

“Permainan harga ini domain KPPU. Namun yang jelas kami akan terus melakukan pengawasan, pemantauan dan evaluasi terhadap cara berbisnis dan pelayanan yang diberikan oleh PT Starlink Services Indonesia,” kata Budi. 

“Yang terpenting bagi kami saat ini adalah bagaimana menjaga level playing field bagi seluruh operator telekomunikasi di Indonesia,” pungkas Budi. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top