Kominfo: Indonesia Masih Butuh BTS meski Sudah Ada Starlink

virprom.com – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan meyakini Indonesia tidak membutuhkan menara Base Transceiver Station (BTS) setelah hadirnya layanan internet satelit Starlink di Indonesia.

“Sekarang nggak perlu BTS, BTS, orang punya Starlink,” kata Luhut dalam talkshow bertajuk “Bicara Tombol Saja dengan Menko Pasifik dan Perikanan” di Jakarta Selatan, Selasa (06/04/2024 ). ). ), seperti dilansir Tribune News.

Namun pernyataan Luhut itu dibantah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Comfo).

Menurut Cominfo, tower BTS tetap diperlukan untuk melengkapi infrastruktur seluler di Indonesia, termasuk wilayah 3T (lama, luar ruangan, belum berkembang), meski sudah tersedia layanan Internet satelit Starlink.

“Teknologi telepon itu terkoneksi dan tidak saling menggantikan. Jadi sampai saat ini kita (Indonesia) masih membutuhkan BTS (walaupun Starlink),” kata Dirjen Komunikasi dan Informatika (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika. Komentar Usman Kansong saat dihubungi KompasTekno, Selasa (11/6/2024).

Baca Juga: Akhir dari merger ada di tangan Starlink

Base transceiver station (BTS) adalah perangkat jaringan yang menangani komunikasi nirkabel antara perangkat dan jaringan. BTS disebut sebagai stasiun transmisi.

Perangkat ini berfungsi mengirimkan dan menerima sinyal radio ke perangkat komunikasi seperti telepon rumah dan telepon seluler. Ketika sinyal radio ditangkap, sinyal tersebut diubah menjadi sinyal digital dan dikirim ke terminal lain sebagai pesan atau data.

Sedangkan Starlink, kata Usman, juga bisa disebut sebagai Celestial BTS, karena layanan ini mengandalkan satelit Starlink yang berada di orbit rendah Bumi. 

Starlink adalah layanan internet yang dioperasikan oleh SpaceX, perusahaan luar angkasa milik Elon Musk.

Melalui satelit, Starlink menyediakan layanan Internet berkecepatan tinggi pada jaringan broadband dengan jangkauan luas, bahkan hingga wilayah terpencil.

Satelit Starlink di luar angkasa akan mengirimkan broadband ke Bumi. Setelah itu, jaringan direkam oleh antena yang dipasang di rumah pengguna dan didistribusikan ke perangkat Router Wi-Fi untuk didistribusikan ke perangkat-perangkat tersebut.

Dengan cara ini, layanan Starlink berfungsi persis seperti layanan Internet kabel.

Layanan internet didistribusikan melalui koneksi router WiFi. Bedanya, Starlink menyediakan broadband menggunakan satelit luar angkasa dibandingkan kabel fiber yang digunakan sebagian besar ISP/operator di Indonesia.

Baca juga: Langsung Meminta Layanan Starlink Cell untuk Memasukkan Operator Seluler BTS-Starlink Sebagai Add-on

Usman mengatakan, Indonesia membutuhkan berbagai jenis infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan teknologi informasi di seluruh Indonesia, termasuk wilayah 3T.

Ada tiga teknologi utama yang digunakan, antara lain teknologi serat optik, BTS, dan satelit. Sebab Indonesia mempunyai wilayah yang luas dengan ciri geografis yang berbeda-beda dari Sabang sampai Merauke.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top