Koalisi Gemuk Bakal Uji Seni Berpolitik Prabowo-Gibran, Jatah Menteri Berkurang?

JAKARTA, virprom.com – Juru bicara Trias Politica Agung Baskoro mengatakan koalisi kuat yang bisa diwujudkan dengan bergabungnya Partai Nasdaq, Perindo, dan Partai Persatuan Pembangunan ke dalam Koalisi Indonesia Raya (KIM) itu sendiri sulit. Untuk Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto.

Nasdem, Perindo, dan PPP diketahui terang-terangan mengumumkan rencananya mendukung pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Pengaturan itu disampaikan Presiden dan Direktur Eksekutif (Operasi) ketiga partai saat berkunjung ke rumah Presiden Gerindra Prabowo di Kertanegara Jakarta, Kamis (15/8/2024) malam gelap.

Sedangkan KIM sejak awal memiliki empat partai yang cocok untuk Senayan: Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN).

Baca juga: Pengamat: Koalisi Gemuk KIM Plus Peringatkan Demokrasi, UM Harus Turun Gunung

Jika Nasdaq bergabung dengan KIM, kata Agung, setidaknya Prabowo-Gibran akan menguasai 60 persen kendali pemerintahan.

Secara politis, tidak bisa dipungkiri bagaimana menilai kepiawaian politik Pak Prabowo dan Mas Gibran sebagai presiden dan wakil presiden, karena bagaimana mengontrol rasa hormat terhadap organisasi yang gemuk, karena sedikit banyak telah mengurangi distribusi sumber daya di masa lalu. mengalir saja. Satu lagi untuk KIM,” kata Agung dalam acara Sapa Indonesia Pagi di Compass TV, Jumat (16/8/2024).

Menurutnya, tidak mungkin partai lain pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran akan datang dan mengurangi kuota politik partai besutan Kim tersebut.

Agung mengatakan, pengurangan kuota dan redistribusi akan sulit dilakukan oleh Prabowo-Gibran.

“Mungkin lewat prinsip KIM, kuota pimpinannya dikurangi. diri.

Baca Juga: Nasdaq Gabung Kim, Pengamat: Hampir Aeneas Wassalam

Lebih lanjut, Agung mengatakan pembagian kuota bisa dikaitkan dengan pemilihan gubernur negara bagian (Pilkada) 2024.

Termasuk pilkada dari segi pemimpin daerah, ya, perpecahan sudah terlihat saat KIM Plus dihadirkan di Jakarta. Jawa, Barat, Sumatera Utara. “Kemudian Jawa Timur dan daerah pemilihan lainnya,” ujarnya.

Namun, menurut Agung, partai politik (Parpol) pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran bisa jadi merupakan keamanan yang mereka cari.

“Di tingkat keamanan, ketua partai menjalankan tugas utamanya untuk memastikan tidak terjadi krisis yang besar, tidak perlu ada perubahan atau perubahan di tengah jalan,” ujarnya.

Baca Juga: PDI-P Masih Percaya Diri Cari Rekan untuk Tantang KIM Lagi di Pilkada Jakarta

Padahal, transaksi tersebut tidak mungkin dilakukan jika menyangkut legalisasi di tingkat hukum. Salah satunya bisa berupa pembaruan Kebijakan MD3.

Namun, sekali lagi, Agung mengingatkan, perpecahan ini sulit dilakukan Prabowo karena menginginkan keadilan dan perhitungan yang tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top