KLHK: Kualitas Udara di Jakarta Memburuk, tapi Tak Akan Separah 2023

JAKARTA, virprom.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan kualitas udara di wilayah Jakarta mulai menurun.

Posisi tersebut dapat disandangnya hingga September 2024.

Direktur Jenderal Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup KLHK Sigit Reliantoro mengatakan, hal ini dipengaruhi menurunnya curah hujan di wilayah Jakarta seiring dengan mulainya musim kemarau.

“Berdasarkan pantauan kami, pola ini sudah menjadi pola tahunan, mulai Juni, Juli, Agustus, dan September seterusnya. Pola ini sudah kita lihat sejak tahun 1998, kata Sigit di KLHK, Rabu (20 Juni 2024).

Baca Juga: Potensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir pada 21-22 Juni 2024

Meski begitu, kata Sigit, penurunan kualitas udara Jakarta pada musim kemarau tahun ini diperkirakan tidak akan separah tahun 2023 yang dipengaruhi oleh fenomena El Nino.

Sebab, berdasarkan hasil koordinasi dengan BMKG, mereka memperkirakan kondisi cuaca pada tahun 2024 akan lebih dingin dibandingkan tahun 2023.

Namun kami perkirakan pada tahun 2023 tidak akan moderat karena El Nino pada tahun 2023 akan sangat moderat karena curah hujan di Jakarta sangat sedikit, kata Sigit.

“Menurut prediksi teman-teman BMKG, kemungkinan El Nino sudah hilang, tapi sudah netral, ada juga kecenderungan El Nino agak mereda di tahun-tahun ini,” ujarnya.

Direktur Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ridho Sani mengatakan, pemantauan kualitas udara saat ini sedang dilakukan di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Hasil pemantauan alat pemantauan kualitas udara KLHK di 16 lokasi di Jabodetabek menunjukkan penurunan kualitas udara dalam beberapa hari terakhir.

“Saat ini data kami menunjukkan penurunan kualitas udara di Jakarta dan Bodetabek bersifat sementara. Padahal, kami sudah memperkirakannya sejak Mei,” kata Ratio.

Baca juga: Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Tidak Sehat, Peringkat 3 Terburuk di Indonesia

Menurut Ratio, penurunan kualitas udara disebabkan tingginya tingkat polusi yang disebabkan oleh mobil, pabrik, dan pembakaran sampah secara terbuka.

Keadaan ini akan diperparah dengan menurunnya intensitas curah hujan akibat musim kemarau yang berarti pencemaran tetap berada di udara dan tidak berpindah ke tanah.

Berdasarkan catatan virprom.com, Selasa (18/6/2024), kualitas udara di Jakarta masuk kategori tidak sehat menurut situs pemantau kualitas udara IQAir.

Jakarta bahkan menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Data IQAir menunjukkan indeks kualitas udara (AQI) Jakarta mencapai 229 pada pukul 07:49 WIB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top