Kisah Ayu, Bidan Dompet Dhuafa yang Bantu Persalinan Saat Karhutla 

virprom.com – Lembaga amal Islam Dumpet Dhofa terus mendukung pemerintah dalam upaya pemberantasan malaria, deteksi penyakit tidak menular, dan peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak.

Upaya tersebut salah satunya diwujudkan melalui program Bidan Untuk Negeri (BUN) melalui Pelayanan Kesehatan Gratis (LKC).

Program pemberdayaan ini tidak hanya membantu dalam bidang kesehatan masyarakat, tetapi juga menghasilkan pribadi-pribadi yang termotivasi dengan au vidanti (2).

Beliau merupakan bidan asal Kabupaten Banuasin, Sumatera Selatan (Sumel), yang praktik di Desa Tanjung Mas, Kecamatan Rantau Alai, Kabupaten Ogan Ilir. 

Sejak tahun 2022, Ayu pindah ke Tanjung Mas untuk mengikuti program BUN hingga akhir tahun 2024.

Baca juga: Dump Dhufa Sulawesi Selatan Bersama MAN, Suarakan Kemerdekaan Palestina dan Suarakan Kemanusiaan.

Selama mengabdi, Ayu mengalami momen bekerja bersama ibu hamil di pedesaan, serta melahirkan seorang diri. 

Untuk memperjelas: masyarakat di tempat tersebut hanya memanggil petugas kesehatan (hidung) atau bidan jika terjadi keadaan darurat saat melahirkan

Maka tak heran jika Ayu pernah menemukan seorang ibu yang memeriksakan kehamilannya dan tidak menemukan celah. Namun saat diperiksa kembali, ternyata pelaut tersebut sudah keluar atau berlebihan.

Dalam siaran persnya, Selasa (30/4/2024), ia mengatakan, “Yang dikhawatirkan adalah, meski masyarakat sibuk, mereka tidak begitu tahu apakah ini darurat dan perlu diberangkatkan.” 

Karena tidak ada ambulans, sang ibu selamat, namun janinnya tidak. 

“Jadi saya perbanyak kelas untuk ibu hamil di sini. Keadaan darurat muncul ketika hujan turun di tengah malam. Mau tidak mau kita harus mengacu pada palembang Dia berkata, “Jauh dan di seberang sungai terdekat.” 

Baca Juga: Kurangi Risiko Bencana Alam, DMC Buang Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandarban Barat

Dalam kasus lain, Ayu mengaku merawat seorang ibu saat terjadi kebakaran hutan dan lahan.

“Kebakaran hutan dan lahan semakin hari semakin parah dan kabut tebal berpindah melintasi sungai, hingga ada yang lahir di perahu sempit yang minim penerangan,” ujarnya. 

Tak hanya itu, sulitnya memindahkan ibu hamil yang datang kepadanya. Pasalnya, ibu hamil yang biasanya berbadan besar dan hanya menemani suaminya ke pelabuhan merasa kesulitan untuk memindahkannya. 

“Ya, ini tantangan di pedesaan. “Aku mengingatnya,” katanya.

Ayu mengaku tidak merasa menjadi pahlawan dalam situasi seperti itu. Sebaliknya, dia berpikir pasien harus bertahan hidup bagaimanapun caranya 

Ia menyadari sepenuhnya bahwa kondisi lapangan, panggilan darurat, dan situasi pasien berbeda-beda Jadi prinsipnya hanya satu, yaitu bekerja dengan hati dan jiwa

Baca Juga: Dumpet Dhufa jalankan amanah donatur dan bagikan paket Ramadhan untuk warga Palestina.

“Berhati-hatilah dan jangan khawatir tentang hal lain. Entah apa motivasinya, sudah makan atau belum, pakai sandal pun tidak masalah, yang penting saya bantu dulu,” ujarnya sambil tersenyum. 

Namun Ayu menyadari bahwa setiap keadaan berbeda-beda sehingga ia ingin melakukan yang terbaik dengan sepenuh hati 

Salah satu alasan program BUN hadir di Desa Tanjung Mas adalah karena desa tersebut merupakan tempat yang memiliki pesona tingkat tinggi 

Hasil analisis Ayu menunjukkan, terdapat sekitar 20 anak di Desa Tanjung Mas, termasuk satu anak down syndrome. 

“Jika anak down syndrome dan retardasi pertumbuhan mudah sakit dan tidak dapat diobati dengan makanan, sebaiknya dirujuk ke puskesmas kelompok kemudian ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan,” ujarnya. 

Baca Juga: Dana Jizaf Meningkat di Ramadhan 2024, Dump Dhuafa: Kedermawanan Masyarakat Meningkat

Dia membawa anak itu ke rumah sakit (RSS). Sebab, jika anak tidak dibawa ke rumah sakit, maka anak tersebut tidak mendapat pengobatan karena kondisi keuangan keluarga yang buruk. 

“Nah, kami (LKC) juga punya layanan pos jantung yang sudah berjalan setahun di sini Alhamdulillah, stunting kini berkurang dari dua puluh menjadi hanya lima anak “Pendidikan perilaku menjadi hal terpenting untuk mengubah pola pikir tersebut,” jelas Ayu Kedewasaan dan Pemberdayaan

Ayu menjelaskan awal mula keberadaannya di Desa Tanjung Mas Ia mengaku gugup dan takut berada di tempat baru, apalagi bekerja sendirian di daerah terpencil. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top