Kisah Amira, Bertugas Sebagai Dokter Kandungan Satu-satunya di Fakfak

virprom.com – Menjalankan tugas sebagai dokter di Papua tentunya menghadapi banyak tantangan, mulai dari minimnya fasilitas kesehatan, sulitnya akses transportasi hingga kekurangan tenaga medis.

Situasi tersebut dialami oleh Amira Abdat, dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang berbasis di Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Dia satu-satunya dokter kandungan di sana.

Amira, yang telah menjabat sebagai dokter keluarga sejak tahun 2013, mengatakan bahwa ia memperhatikan bahwa sebagian besar bidan tidak ingin menetap di Papua.

“Saat saya bekerja sebagai dokter keluarga di sebuah puskesmas, saya melihat banyak ibu hamil, ibu lanjut usia, remaja putri yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan di bidang kebidanan dan kandungan. pernyataan daring. wawancara (19/4/2024).

Setelah mendapat beasiswa dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2015, dr. Amira melanjutkan studi kebidanan dan kandungan di Universitas Airlangga Surabaya dan lulus pada tahun 2020. Ia kemudian memilih kembali bekerja di Papua.

Baca juga: 13 Tips Menu Sehat untuk Ibu Hamil

Selama masa jabatannya, ia merawat banyak wanita yang mengalami kehamilan berisiko tinggi dan membutuhkan bantuan. Sebagian besar perempuan ini adalah orang lanjut usia atau di bawah umur.

Dokter Amira menceritakan salah satu kasus yang ditanganinya ketika harus mengantar pasien yang berjarak 5 jam dari Fakfak menggunakan transportasi laut dan darat.

Dr dengan perangkat USG portabel. Amira memeriksa seorang pasien yang baru berusia 23 tahun namun sedang mengalami kehamilan ketujuh.

Acara ini Dr. Amira mengatakan di Fakfak, pendidikan petugas kesehatan tentang kesehatan reproduksi masih minim. Hal ini berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan orang-orang di sekitar mereka, terutama perempuan.

Mengajar melalui media sosial

Berdasarkan pengalaman dan kesulitan yang ditemuinya selama menjalankan tugasnya, Dr. Amira pun memutuskan untuk berbagi pengalamannya di TikTok sejak tahun 2023. Akun @dokteramiraobgyn TikTok miliknya saat ini memiliki 1,7 juta pengikut.

Setelah video pertamanya ditonton secara luas oleh pengikut TikTok, ia mendapat tinjauan beragam dan konten berikutnya menjadi semakin populer di kalangan pemirsa. Informasi Dr. Amira diterima dengan sangat baik, terutama oleh komunitas perempuan TikTok.

Baca Juga: Mama Wike Afrilia Berbagi Kisah Bekerja di Papua lewat Tiktok

“Saya melihat TikTok sebagai platform digital yang memiliki peluang besar untuk memberikan manfaat bagi orang lain. “Jujur saja, kalau mau dikatakan sukses seorang tenaga kesehatan, bukan soal seberapa banyak dia bekerja, tapi bagaimana pendidikan yang diberikan diterima dan diterapkan di masyarakat.

Ia juga menjelaskan bahwa internet di tempat kerja sangat terbatas dan informasi pertama yang tersedia saat perangkat terhubung ke internet adalah platform TikTok.

Dalam kesehariannya, dr Amira dan tim melayani pasien tidak hanya di Puskesmas, namun juga di rumah pasien dengan akses terbatas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top