Ketua KPK Akui PR Besar Penggantinya Koordinasi dengan Polri dan Kejagung jika Ada yang Ditangkap

JAKARTA, virprom.com – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango mengamini pernyataan anak buahnya Alexander Marwata yang blak-blakan menyebut sinergi KPK, Polri, dan Kejaksaan Agung ( Kejagung) miskin.

Padahal, KPK, Kejaksaan Agung, dan Polri yang sama-sama merupakan penegak hukum justru bersatu dalam pemberantasan korupsi.

“Tadi kami sudah mendapat pengakuan dari Pak Alex dan kami sepakat sinergi pemberantasan korupsi di kalangan aparat kepolisian masih belum berjalan dengan baik,” kata Nawawi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2024).

Nawawi menjelaskan, dalam menangani suatu perkara korupsi, KPK tentu membutuhkan pengawasan dari aparat penegak hukum lain seperti Kejaksaan Agung.

Baca juga: Tuntut Penyidik ​​KPK ke PN Jaksel, Tim Hukum PDI Perjuangan: Penyitaan Tak Sesuai Hukum Acara Pidana

Tapi, kata dia, saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap pimpinan kejaksaan yang terlibat korupsi di suatu daerah, Kejagung mempersulit koordinasi.

“Kemarin ketika kita menangkap, misalnya kepala kejaksaan, pintu pengawasannya jadi sedikit lebih sulit (sulit),” imbuhnya.

Oleh karena itu, Nawawi menilai kenyataan tersebut akan menjadi pembelajaran besar bagi pimpinan KPK periode mendatang dalam bersinergi memberantas korupsi.

Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan jika ada jaksa yang ditangkap KPK, Kejaksaan Agung (Kejagung) pasti akan menutup pintu koordinasi dan supervisi.

Alexander mengatakan, Polri juga melakukan hal yang sama seperti Kejaksaan Agung.

Baca juga: Penyidik ​​Digugat Hasto, KPK: Kami Profesional Dalam Tugas

Hal itu disampaikan Alexander saat rapat kerja antara Komisi III DPR dan KPK di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2024).

“Iya, di UU Pemberantasan Korupsi, baik yang lama maupun yang baru, ada fungsi koordinasi dan pengawasan. Apakah berjalan baik? Saya harus sampaikan kepada bapak dan ibu, tidak berjalan dengan baik,” kata Alexander.

“Ego sektoral masih ada, masih ada. Kalau misalnya kita tangkap sesama jaksa, tiba-tiba jaksa menutup pintu koordinasi dan pengawasan. Sulit. Mungkin begitu juga dengan polisi,” sambungnya. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top