Ketahui Penyakit Umum Mobil Transmisi Matik

KLATEN, virprom.com – Mobil bertransmisi otomatis banyak digemari masyarakat karena kemudahan penggunaannya. Tak hanya pada mobil keluarga, banyak juga mobil sport yang mengadopsinya sebagai penunjang performa.

Misalnya Nissan X-Trail, Mitsubishi Pajero, Toyota Fortuner dan mobil sport lainnya juga menawarkan varian matic untuk melengkapi pilihan pengguna. Hal ini menandakan transmisi otomatisnya cukup bisa diandalkan.

Sebelum membeli mobil matic baik baru maupun bekas, ada baiknya mengetahui permasalahan umum pada mobil matic agar dapat mengantisipasi kerusakan atau mempertimbangkan biaya perawatannya.

Baca juga: Bukit Bibi, Tempat Rawan Kecelakaan di Kulon Progo yang Patut Diwaspadai Wisatawan

Budi, mekanik Aha Motor Yogyakarta, mengatakan banyak kasus transmisi mobil matic rusak saat atau setelah digunakan di jalan berbukit, namun ada penyebab lain yang lebih berbahaya.

“Bisa jadi mobil matic didesain khusus hanya untuk jalan datar, namun jika dicermati, kerusakan transmisi matic paling banyak disebabkan oleh kurangnya perawatan,” kata Budi baru-baru ini kepada virprom.com.

Menurut Budi, oli transmisi pada mobil matic bisa mengalami penurunan kualitas karena lama pemakaian dan beban yang diterimanya. Misalnya mobil sering digunakan di jalan menanjak, maka beban transmisi akan tinggi.

Baca juga: Hati-hati, Polisi Sebut Pendakian Amin di Subang Masih Rawan Kecelakaan

“Jika beban transmisi berat atau oli sering memanas saat digunakan, maka kekentalan dan kemampuan oli dalam menyalurkan tenaga akan menurun, apalagi jika kualitas awalnya buruk,” kata Budi.

Budi mengatakan, saat mobil menanjak dalam jangka waktu lama, oli berkualitas buruk lebih mudah panas. Sistem akan secara otomatis memerintahkan transmisi ke throttle; Bisa berupa kecepatan, tenaga, atau bahkan penghentian mesin pada saat itu.

“Sistem ini sebenarnya cukup canggih untuk meminimalisir dampak kerusakan, namun diharapkan tidak sampai oli transmisi menjadi terlalu panas sehingga sangat penting untuk mengganti oli secara berkala,” kata Budi.

Baca juga: Begini Cara Berhenti dan Menstarter Mobil Manual di Tanjakan

Dengan mengganti oli transmisi diharapkan setiap saluran oli pada transmisi dapat bekerja dengan lancar, pendinginan lebih optimal, dan tekanan untuk menekan piston tidak rendah saat mengoperasikan kopling otomatis.

Jika tekanan oli rendah, lapisan kopling akan tergelincir sehingga cepat aus dan rusak. Hal ini juga berlaku pada transmisi tipe CVT, pulley penggeraknya naik turun tergantung tekanan oli.

Budi mengatakan penggantian oli maksimal setiap 40.000 km dengan metode pembilasan. Semakin sering oli transmisi diganti, maka kemungkinan besar saluran oli tetap bersih sehingga kecil kemungkinan terjadinya penyumbatan.

Oleh karena itu, masalah umum pada mobil matic adalah transmisi terlalu panas, sehingga penggantian oli transmisi patut menjadi perhatian pengguna. Dengarkan pilihan berita dan kejadian terkini kami langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan aplikasi WhatsApp sudah terinstal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top