Kenali Mpox sebagai Darurat Kesehatan Global Lagi: Di mana dan Bagaimana Penyebarannya?

virprom.com – Cacar monyet (Mpox) telah kembali ke status darurat kesehatan global (PHEIC) setelah Afrika mengalami peningkatan kasus yang signifikan pada tahun 2023.

Hal itu diumumkan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu (14/8/2024) usai rapat komite darurat.

Pengumuman tersebut muncul setelah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC) pada Selasa (13/8/2024) menyatakan Mpox sebagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat di benua tersebut.

Apa yang membuat Mpox kembali menjadi ancaman kesehatan global, di mana dan bagaimana penyebarannya, pada artikel kali ini kami akan membahasnya untuk Anda ketahui.

Baca juga: WHO Sebut Status Mpox di Afrika Jadi Masalah Global. Apa alasan WHO menaikkan status Mpox di Afrika?

Pada Jumat (16 Agustus 2024), Associated Press (AP) memberitakan. WHO meyakini jumlah kasus Mpox di Afrika meningkat drastis dan mungkin menyebar.

WHO melaporkan bahwa akan ada lebih dari 14.000 kasus dan 524 kematian di Afrika pada tahun 2024, yang sudah melebihi angka tahun 2023.

Lebih dari 96 persen seluruh kasus dan kematian Mpox di Afrika terjadi di satu negara, yaitu Kongo.

Saat ini, Mpox telah terdeteksi di setidaknya 13 negara Afrika.

CDC Afrika melaporkan bahwa dibandingkan periode yang sama tahun lalu, jumlah kasus Mpox meningkat sebesar 160 persen dan jumlah kematian meningkat sebesar 19 persen.

Perlu diketahui bahwa Mpox pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan pada tahun 1958 dan telah menjadi endemik di Afrika.

Baca Juga: Afrika Bersiap Deklarasikan Status Virus Mpox Sebagai Darurat Kontinental

Sebagian besar kasus Mpox pada manusia terjadi pada orang-orang di Afrika Tengah dan Barat yang pernah melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi.

WHO menyatakan, Mpox baru-baru ini pertama kali teridentifikasi di empat negara Afrika Timur, yakni Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda. Semua wabah ini terkait dengan epidemi di Kongo.

Tedros mengatakan ada kekhawatiran bahwa penyakit ini akan terus menyebar di Afrika dan sekitarnya.

Para ilmuwan khawatir dengan penyebaran virus Mpox versi baru yang dapat menyebar lebih mudah antar manusia tanpa disadari oleh orang-orang.

Berbeda dengan wabah Mpox sebelumnya, dimana lesi terutama terlihat di dada, tangan dan kaki, bentuk baru dari Mpox menyebabkan gejala yang lebih ringan dan lesi pada alat kelamin.

Baca juga: Jumlah Kasus Mpox Meningkat. WHO segera mengadakan pertemuan komite darurat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top