Kenaikan UKT Dibatalkan, Fahira Idris Dorong Refocusing Anggaran untuk Pendidikan Tinggi

virprom.com – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI) membatalkan kebijakan kenaikan biaya pendidikan (UKT) seragam. Selain itu, permohonan uang muka UKT yang diajukan perguruan tinggi negeri (PTN) juga akan ditinjau.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPD Republik Indonesia (RI) asal Kabupaten (dapil) Jakarta Fahira Idris mengatakan, pembatalan kenaikan UKT oleh pemerintah merupakan langkah yang tepat, namun belum bisa menjadi solusi akhir.

“Pembatalan kenaikan UKT tahun ini patut diapresiasi. Namun belum menyentuh akar permasalahannya, yaitu anggaran pendidikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk perguruan tinggi sebagian, tidak diperhatikan pengalokasiannya, serta perencanaan dan penggunaannya tidak efektif. . kata Fahira dalam siaran persnya, Kamis (29/5/2024).

Fahira menilai solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan UKT adalah dengan melakukan restrukturisasi APBN pada pendidikan tinggi yang dilakukan secara baik dan transparan.

Baca Juga: Pemda DKJ Diperintahkan Bentuk Dana Kebudayaan, Fahira Idris jelaskan 6 poin penting

Artinya mulai tahun depan, pemerintah diharapkan dapat mengalokasikan dana lebih tepat dan efisien untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi, tambahnya.

Menurut Fahira, diperlukan komitmen politik yang kuat untuk meningkatkan porsi anggaran pendidikan tinggi yang hanya 0,6-1,6 persen dari APBN.

Padahal, menurut standar Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), porsi anggaran pendidikan adalah dua persen dari APBN. 

Bukan sekedar komitmen, kata Fahira, dibutuhkan pula keberanian untuk mengubah wujud pendidikan tinggi yang awalnya mengarah ke bisnis menjadi investasi masa depan negara.

Oleh karena itu, kata dia, sudah sepatutnya porsi APBN yang fokus pada pembangunan atau pengamanan infrastruktur dialokasikan pada perguruan tinggi agar sekolah bisa menjadikan akses dan inklusi sebagai prioritas.

Baca Juga: Soal Polemik UKT, Fahira Idris Sebut Sistem Perguruan Tinggi Perlu Dibenahi

Selain itu, peningkatan anggaran pendidikan tinggi juga berdampak pada peningkatan investasi prasarana dan sarana pendidikan tinggi, seperti laboratorium dan peralatan serta penyediaan teknologi informasi.

Melalui perbaikan infrastruktur ini, kualitas pendidikan dan penelitian dapat meningkatkan dan mengurangi beban biaya kampus sehingga tidak sepenuhnya bergantung pada UKT.

Lebih lanjut, Fahira mengatakan, jika terjadi restrukturisasi anggaran, tantangan berikutnya adalah memperbaiki anggaran dengan menggunakan proses yang lebih efisien dan transparan.

Sebab, setiap bagian anggaran perlu dipantau dan dievaluasi untuk memastikan dana tersebut digunakan sesuai rencana yang telah ditetapkan.

“Sudah saatnya APBN kembali memprioritaskan pendidikan tinggi. Hal ini bertujuan agar UKT tidak menjadi penghalang bagi anak-anak bangsa, terutama mereka yang berasal dari keluarga miskin dan menengah yang meyakini bahwa mengenyam pendidikan- Pendidikan tinggi adalah salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. taraf hidup mereka,” kata Fahira.

Baca juga: Indonesia Tuan Rumah WWF 2024, Fahira Idris Jelaskan Strategi Atasi Tantangan Sumber Daya Alam

“Akses pendidikan tinggi yang luas tentunya akan menjadi sebuah lompatan maju bagi negeri ini,” lanjutnya. Dengarkan berita dan unduh berita langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top