Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Hamin menyatakan lima hari berkabung setelah Presiden Iran Ebrahim Rais meninggal dalam kecelakaan helikopter pada Minggu (19/5/2024).

Namun, tidak semua warga Iran memanfaatkan masa berkabung ini secara maksimal. Kematian mendadak Presiden Rice tampaknya telah memecah belah masyarakat Iran menjadi dua kubu. Di satu sisi, banyak masyarakat Iran yang memanfaatkan masa berkabung ini untuk mengungkapkan kesedihannya atas meninggalnya Presiden Rai. Namun, ada warga Iran yang merasa terhibur bahkan bahagia atas meninggalnya presidennya. Kematian Presiden Rice dirayakan oleh banyak warga

Menyusul konfirmasi kematian Presiden Rice, banyak kota di Iran dikunjungi oleh para pelayat. Para jamaah semuanya berpakaian hitam, memegang potret mendiang presiden. Beberapa orang tampak menangis atas kematiannya.

Namun, banyak warga Iran memilih untuk tidak menghadiri pertemuan berkabung dan malah merayakan kematian Presiden Rai sebagai “kabar baik”.

Banyak warga yang merayakan wafatnya sang presiden dengan kembang api bahkan tarian. Mereka mengabadikan momen tersebut dengan foto dan video, yang kemudian mereka unggah ke jejaring sosial.

Postingan dipublikasikan melalui platform media sosial

Baca juga: Ratusan Ribu Orang Mendampingi Presiden Iran Ebrahim Rai ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya…

“Saya sudah lama tidak melihat ibu saya sebahagia ini,” tulis Saeed Afkar, saudara laki-laki pegulat Iran Navid Afkar, yang dijatuhi hukuman X pada September 2020.

Mehrdad Darvishpour, seorang profesor di Universitas Maldalen Swedia, menjelaskan kejadian tersebut. Darwishpour menjelaskan bahwa Presiden Rice bukan hanya orang yang paling kriminal dalam kekuasaan semasa hidupnya, tetapi juga kandidat yang paling mungkin menggantikan Khamenei sebagai Pemimpin Tertinggi.

Menurutnya, jika Presiden Rice hadir di hadapan Mahkamah Internasional, ia harus diadili atas kejahatan yang dilakukan. Namun, kini setelah Presiden Rice meninggal, banyak warga Iran yang bergembira dan merayakannya.

Meski demikian, langkah tersebut mendapat banyak kritik, terutama dari para pendukung presiden. Beberapa pendukung Presiden Rai menggunakan media sosial untuk mengkritik dan mengancam mereka yang secara terbuka merayakan kematian Rai.

Pengguna lain, seorang ulama bernama Mohamed Mohamed Tabar, mengunggah foto-foto anak muda yang dibunuh oleh rezim dan tidak menunjukkan belas kasihan kepada mereka yang berani menentang keputusan presiden.

Tidak terbatas pada media sosial, sistem peradilan juga penting. Mereka memperingatkan bahwa siapa pun yang merayakan kematian presiden akan dihukum. Pendapat presiden tersebut diketahui kontroversial

Rice baru berusia 18 tahun ketika Iran pertama kali diumumkan setelah revolusi 1979. Dia pertama kali ditunjuk sebagai kepala jaksa di Karaj, pinggiran kota Teheran. Akhirnya, ia menjadi wakil jaksa di ibu kota.

Pada akhir tahun 1980an, ia memfasilitasi eksekusi ribuan tahanan politik. Dia menolak berpartisipasi. Namun, di saat yang sama, dia juga memuji keputusan untuk tetap melanjutkan proses penegakan hukum.

Pada tahun 1989, ia dipromosikan menjadi kepala jaksa Teheran. Pada tahun 2004, ia diangkat sebagai ketua pengadilan. Dia memegang posisi ini selama sepuluh tahun. Demikian pula penindasan terhadap protes massal pada tahun 2009 juga terjadi pada masa pemerintahan Rai.

Pada tahun 2021, Rice memenangkan pemilihan presiden, mendiskualifikasi saingan utamanya. Tingkat partisipasi pemilih pada pemilu ini juga merupakan angka terendah sepanjang masa, hanya sekitar 48%. Rice menerima hampir 62% dari total suara pada saat itu. Sebagian besar suara Rice diberikan kepada kelompok agama konservatif.

Baca Juga: Sebelum Ibrahim Rai, Daftar Pemimpin Lain yang Meninggal di Drama Udara

Kepresidenan Rai diwarnai dengan berbagai kontroversi. Awal tahun ini, misi pencari fakta independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan bahwa pemerintahan Rai telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan “menindas dengan kekerasan” protes dan mendiskriminasi perempuan. Pilih berita dan pembaruan langsung ke ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda virprom.com Saluran WhatsApp: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top