Kematian Janggal Lettu Eko, Keluarga Surati Panglima TNI hingga Jokowi, Minta Otopsi dan Penyelidikan

JAKARTA, virprom.com – Lettu Satu (Leto) Iko Damara (30) Satgas Mobile Batalyon 7 Marinir RI-PNG melayangkan surat kepada Presiden Joko Widodo meminta dilakukan pemeriksaan visum. seorang anggota keluarganya.

Selain Jokowi, keluarga Iko juga menyurati Menteri Penghubung Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhokum) Hadi Tejahjanto, Panglima TNI Jenderal Agus Subianto, dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Mohamed Ali.

Surat itu mereka kirimkan karena kematian Echo yang disebut Korps Marinir karena bunuh diri saat bertugas di Papua, sarat dengan pelanggaran.

Sedangkan Echo merupakan prajurit Batalyon Medis Marinir 1 di Jakarta. Ia meninggal saat bertugas di zona konflik Yahokimo di dataran tinggi Papua.

Baca juga: Kematian Aneh Letjen TNI Eko Saat Bertugas di Papua

Abdul Sattar Seehan, paman Eko, mengatakan pelanggaran yang ditemukannya menimbulkan dugaan pembunuhan Eko.

“Kami juga sudah ke Jakarta dan menginformasikan kepada POSPOM TNI dan POM TNI AL. Namun kami diminta lapor dulu ke kesatuan laut. Salah satu marinir menelepon kami dan mengatakan akan dilakukan autopsi. Sekarang belum ada penjelasan, kata Sattar, Rabu (15/5/2024) di Medan, Sumatera Utara, dikutip Kompas.id.

Sattar mengatakan pihak keluarga hanya menginginkan keadilan. Apalagi Echo yang masih lajang merupakan sosok kebanggaan keluarga.

Ako mengenyam pendidikan tinggi, lulus dari Universitas Malik Al Saleh Aceh, Fakultas Kedokteran.

Echo dikabarkan meninggal dunia saat bertugas di Papua. Korps Marinir TNI Angkatan Laut memberi tahu keluarga bahwa Iko meninggal karena bunuh diri setelah ditembak di kepala di posko taktis di zona konflik Pegunungan Papua, seperti dilansir Kompas.id pada 16 Mei 2024. Apa yang dilakukannya?

Baca Juga: Situasi Terkini di Lokasi Jatuhnya Pesawat Serpong, Polri-TNI pantau warga yang ingin melihat korban dievakuasi

Namun kecurigaan pihak keluarga muncul karena adanya dugaan adanya luka dan luka bakar akibat rokok di tubuh Echo.

“Kami diberitahu Lettu Eko meninggal karena bunuh diri. Kami merasa sangat aneh karena TNI AL langsung mengambil kesimpulan tanpa otopsi atau penyidikan hukum,” kata Didi Medanis, 39, kakak laki-laki Eko. Dari Kompas.id

Satgas Mobile RI-PNG Batalyon Marinir 7 merupakan satuan pendukung yang bertugas di Kabupaten Yahokimo di zona konflik dataran tinggi Papua. Kaja sendiri berasal dari unit Batalyon Medis Marinir 1 di Jakarta.

Seharusnya Echo kembali ke unit aslinya, namun pada 27 April 2024, pihak keluarga mendapat kabar malang bahwa Echo meninggal karena bunuh diri.

Jenazah Echo kemudian ditemukan pihak keluarga pada 29 April 2024 di Medan. Itu berbeda dan aneh.

Sejak awal pihak keluarga curiga ada yang tidak beres dengan meninggalnya Echo. Bahkan, mereka mendapat pesan beragam dari petinggi Korps Baret Ungu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top