Kelas Menengah Rentan, Menko PMK: Iuran Pensiun Terlalu Berat untuk Sekarang

JAKARTA, virprom.com – Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap penarikan iuran pegawai ke dana pensiun dikaji secara matang.

Ia mengingatkan, daya beli masyarakat kelas menengah saat ini lemah dan gaji sebagian besar pekerja belum melebihi rata-rata yang diharapkan.

“Kalau iuran pensiun ditambah dengan turunnya daya beli masyarakat menengah, saya kira itu terlalu besar untuk saat ini,” kata Muhadjir, Rabu (11/9/2024).

“Saya pikir sebaiknya pertama-tama mempertimbangkan dengan cermat berbagai jenis insentif yang diberikan kepada karyawan.

Baca Juga: Koordinator Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Tanpa keterlibatan tambahan, daya beli kelas menengah menurun

Secara teori, iuran tersebut dinilai baik untuk memberikan keamanan finansial bagi pekerja di hari tua.

Meski demikian, Muhadjir kembali menegaskan bahwa ketahanan kelas menengah saat ini sangat rentan terhadap class slippage.

Sedangkan di Kementerian Koordinator Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, pegawai mempunyai 5 jenis jaminan ketenagakerjaan, antara lain jaminan pensiun dan hari tua.

Sedangkan menurut Muhajir, rencana penarikan iuran dana pensiun merupakan kewenangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sesuai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pembangunan dan Penguatan Sektor Keuangan.

Peraturan ini mengatur bahwa pemerintah dapat melaksanakan program pensiun tambahan wajib bagi pekerja dengan penghasilan tertentu.

“Sekarang tidak ada tambahan daya tarik, daya belinya cenderung menurun,” kata Muhadjir.

Baca juga: Menurunnya konsumsi kelas menengah bisa menghambat tujuan ekonomi Prabowo

Muhadjir mengatakan pihaknya saat ini berupaya memastikan penurunan daya beli masyarakat menengah tidak menambah jumlah masyarakat miskin dan sangat miskin.

Saat ini, kata dia, hal tersebut belum terjadi karena angka kemiskinan masih turun dari 0,98 menjadi 0,93 dan angka kemiskinan ekstrem turun dari 1,12 menjadi 0,8 poin.

Menurut Muhadji, menurunnya daya beli masyarakat kelas menengah selama ini tidak membuat kelas menengah tersebut terjerumus ke dalam kelas “bawah”, melainkan tetap berada pada level aspiratif middle class (AMC). .

Secara umum, kelompok AMC tetap tergolong kelas menengah, namun memiliki akses dan konsumsi bebas yang lebih sedikit. Kelompok ini rentan dikeluarkan dari kelas jika terjadi krisis ekonomi.

“Tetapi perlawanan ini hanya bersifat sementara, berapa lama kita bisa menahannya?” Kata imigran itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top