Kaum Intelektual Dinilai Tak Punya Keberanian, Justru Jadi Penyokong Kekuasaan Tirani

JAKARTA, virprom.com – Mahasiswa pascasarjana Harvard, Sukidi, mengatakan para intelektual di Indonesia saat ini seringkali kurang berani mengatakan kebenaran.

Sukidi nyaris melakukannya pada acara diskusi dan penjualan buku lengkap karya Bung Hatta Jilid 9: Agama, Kenegaraan dan Karakter Bangsa, LP3ES, Selasa (30/4/2024).

“Kaum intelektual saat ini sudah tidak punya keberanian, dan kaum intelektual justru berpihak pada pihak yang menindas,” kata Sukidi dalam sambutannya.

Baca juga: Pemikir Nasional: Indonesia di Era Diktator

Padahal, Wakil Presiden pertama RI Muhammad Hatta atau Bung Hatta mewarisi negara demokrasi, menurut doktor lulusan Harvard itu.

Bung Hatta mengatakan warisannya adalah membangun karakter, mencintai dan meyakini kebenaran serta berani menyuarakan kebenaran itu.

Bung Hatta mengingatkan kita bahwa landasan kebenaran adalah mencintai kebenaran dan berani menyuarakan kebenaran tanpa rasa takut sedikit pun, katanya.

Sukidi menambahkan, Bung Hatta memberikan ide-ide luar biasa dalam Karya Lengkap Bung Hatta Jilid 9.

Salah satunya, Bung Hatta mencermati karakter bangsa Jerman saat Nazi berkuasa.

Saat itu, para intelektual di Jerman mendukung gagasan terkait fasisme di bawah pemerintahan Hitler.

Menurutnya, hal ini menimbulkan skandal besar dalam sejarah psikologi, karena praktik fasisme fasisme didukung oleh para profesor universitas.

Baca Juga: Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Saat Bela Gerakan May Day

Sukidi memikirkan situasi di Jerman saat itu dan menyinggung situasi di Indonesia.

“Ini menunjukkan apa yang terjadi saat ini, bagaimana lahirnya seorang diktator yang berkuasa atas nama rakyat atas nama kemauan rakyat namun berakhir menjadi diktator,” kata Sukidi.

Ia juga mengatakan, Indonesia saat ini sedang menghadapi situasi dimana kekuasaan terkonsentrasi pada segelintir orang.

Orang-orang ini, lanjutnya, akhirnya menjadi diktator.

Diktator ini melanggar hukum demi keuntungannya sendiri dan memerintah negara demokratis yang diimpikan Bung Hatta, ujarnya.

Selain itu, Sukidi mengatakan kaum intelektual di Tanah Air saat ini juga dibungkam, apalagi karena etika dan hukum dijadikan senjata politik untuk mempertahankan kekuasaan.

“Dibandingkan dengan apa yang terjadi di Jerman, monarki ini didukung oleh profesor universitas yang tidak pernah berbicara, ketika moralitas ditekan, hukum digunakan sebagai senjata politik untuk menumpas lawan politik. kekuasaan harus tunduk pada otoritas,” ujarnya. Dengarkan berita dan update terkini kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran perpesanan favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top