Jutaan Orang Meninggal karena Resistensi Antimikroba, Kemenkes dan WHO Luncurkan Strategi

virprom.com- Secara global, pada tahun 2019 terdapat 1,27 juta kematian yang disebabkan oleh resistensi antimikroba atau AMR.

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Azhar Jaya mengatakan jumlah ini diperkirakan akan meningkat dan pada tahun 2050 diperkirakan menyebabkan 10 juta kematian.

Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencanangkan strategi nasional (Stranas) pengendalian resistensi antiretroviral periode 2025-2029 sebagai upaya mencegah kematian akibat resistensi antimikroba (AMR).

Baca juga: Resistensi antimikroba di ICU jadi penyebab kematian

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan peluncuran strategi nasional pengendalian resistensi AMR merupakan kesempatan penting untuk belajar dari kesalahan masa lalu dan melakukan upaya pencegahan resistensi AMR.

Strategi nasional ini dibangun berdasarkan empat pilar penting, yaitu pencegahan penyakit menular, akses terhadap layanan kesehatan esensial, diagnosis tepat waktu dan pengujian yang tepat, serta pengobatan yang tepat dan terjamin, ujarnya antara, Selasa (26/8/). . 2024)).

Dijelaskannya, strategi tersebut memiliki 3 landasan utama yaitu manajemen yang efektif, informasi strategis, dan sistem evaluasi eksternal.

Baca juga: Dokter Unair Beri Tips Kurangi Polusi Udara akibat Mikroba

Sebelumnya, kata dia, koordinasi sektoral dilakukan dalam penanganan kasus AMR di Indonesia mengacu pada koordinasi Menteri Pembangunan Manusia dan Pedoman Perilaku Nomor 07 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pengendalian. Resistensi Antiretroviral pada periode 2020-2024.

Ia berharap peluncuran strategi nasional pengendalian perlawanan anti tempur menjadi harapan untuk menyelamatkan jutaan nyawa di masa depan.

Ia menjelaskan, strategi nasional ini merupakan upaya preventif untuk mencegah peningkatan angka kematian akibat AMR yang menjadi ancaman global.

“Tentunya jika permasalahan ini tidak diselesaikan dengan baik maka akan menimbulkan permasalahan khususnya di negara kita (Indonesia),” ujarnya.

Dikatakannya, strategi nasional pengendalian resistensi AMR memuat 14 intervensi besar yang akan digunakan sebagai bagian dari penyusunan rencana aksi nasional pengendalian AMR di semua sektor periode 2025-2029.

Penjabat Direktur Sistem Kesehatan WHO Roderick Salenga mengatakan peluncuran Strategi Nasional Pengendalian Resistensi Penyakit didasarkan pada pendekatan WHO terhadap masyarakat.

“Pendekatan ini akan secara langsung mengatasi tantangan yang dihadapi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan untuk mencegah, mendiagnosis, dan mengobati infeksi, termasuk infeksi yang resistan terhadap obat,” ujarnya.

Dengan kata lain, kata dia, pendekatan ini mengedepankan akses dan kesetaraan yang merupakan nilai penting dalam reformasi kesehatan. Dengarkan berita dan berita pilihan langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses Saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top