“Jokowi Effect” dan Dukungan Anak Muda di Balik Elektabilitas Tinggi Kaesang di Jateng

JAKARTA, virprom.com – Peneliti Litbang Kompas Julius Brahmantya Priambada mengidentifikasi sejumlah faktor yang menjadikan elektabilitas Ketua Umum PSI Jenderal Kaesang Pangarep tertinggi di Jawa Tengah (Jateng) pada Juni 2024 berdasarkan hasil survei Kompas dan Pembangunan. .

Julius mengatakan, usia Kesang yang terbilang masih muda yakni 29 tahun menjadi faktor utama mengapa putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini disukai anak muda Jawa Tengah.

Selain itu, Kaesang juga mampu memanfaatkan ruang media digital khususnya media sosial sebagai alat komunikasi.

Baca juga: Kaesang: PSI dan PKS Akan Bangun Kekuatan Baru di Solo

“Beliau dikenal sebagai seorang konten kreator sejak lama. Akun media sosialnya mempunyai pengikut yang banyak (total 8 juta subscriber di IG, YouTube, dan TikTok). Visinya juga besar, menunjukkan banyak anak muda yang tertarik padanya. kata Julius saat dimintai konfirmasi virprom.com, Senin (22/7/2024).

Julius menjelaskan Kaesang dekat dengan banyak influencer ternama, mulai dari Atta Halilintar, Tretan Muslim, Coki Pardede hingga Kiki Saputri.

Selain itu, Kaesang juga dikenal sebagai pengusaha muda dengan produk-produk yang digemari anak muda seperti SangPisang dan Marcobar.

Hasilnya, Kaesang meraih selektivitas tertinggi di Jawa Tengah sebesar 7 persen, berdasarkan survei riset Kompas bulan lalu.

Kaesang mengungguli Kapolda Jateng Irjen Ahmad Lutfi yang menempati peringkat 2 dengan partisipasi pemilih 6,8 persen, dan mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin yang memiliki partisipasi pemilih 3,2 persen.

Masih merujuk survei Litbang Kompas, basis pendukung terkuat Kaesang terdiri dari generasi muda, khususnya Generasi Z (di bawah 24 tahun) dan Generasi Y (24-40).

Dalam hal ini, popularitas Kaesang di kalangan anak muda mencapai 90%, dan tingkat kenyamanannya mencapai 80,8%.

Namun, banyak pemilih rasional yang tidak mendukung Kaesang di Jawa Tengah.

Pemilih rasional ini adalah pemilih yang memiliki pendidikan tinggi dan status sosial ekonomi lebih tinggi.

Menurut Julius, pemilih yang rasional biasanya menentukan pilihan berdasarkan kemampuan dan pengalaman individu.

Artinya, pemilih yang rasional butuh bukti yang menjadi dasar penilaiannya. Sedangkan Kaesang tidak punya banyak bukti. Dia baru masuk politik praktis pada September 2023, saat dia dilantik sebagai Ketua PSI, – dia dikatakan. – katanya.

Baca Juga: Instruksi Sekjen Golkar Jusuf Hamka untuk Mencalonkan Gubernur Jakarta Bilang Mundur Usai Bertemu Kaesang

“Satu-satunya prestasi Kaesang yang menonjol selama ini adalah mampu mendongkrak suara PSI hingga 60,7 persen dari pemilu 2019 hingga pemilu 2024. Meski begitu, ia masih belum berhasil membawa PSI ke Senayan. Efisiensi dan pengalaman” dirasakan responden ( 21,6 persen) adalah kelemahan terbesarnya,” lanjut Julius.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top