Jokowi Bantah Jegal Anies, Pengamat Sindir Partai Tak Punya Nyali Usung Kader Sendiri

Jakarta, Kompas. KAM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) membantah tudingan menghambat kemajuan Ines Baswidan di Pilkada Jakarta atau Jawa Barat (Palakada).

Jokowi mengatakan, pencalonan seseorang dalam pemilu adalah urusan partai, meski dia bukan Ketum partai.

“Saya bukan ketua partai, saya bukan pemilik partai, jadi semua orang tahu, ada apa?” kata Jokowi usai meresmikan gedung Pelayanan Kesehatan Pernapasan Ibu dan Anak di RS Parasabatan, Jakarta Timur, Jumat sore.

Jokowi juga menegaskan, persoalan pencalonan adalah perhitungan koalisi dan parpol sebelum mencalonkan orang lain.

Baca Juga: Ketua DPP PDI-P Tegaskan Ines Diberhentikan Karena Perintah Megawati dan Bukan Perintah Mewano

Menanggapi komentar Jokowi, Pengamat Politik UIN Sayyaf Hidayatullah Jakarta, Adi Pritno, mengatakan aksi protes tersebut untuk memastikan tidak ada pihak yang terlibat dalam dinamika pemilihan mantan Wali Kota Sulu itu.

Pasalnya, sangat jelas ada beberapa tudingan yang ditujukan kepada Istana atau Jokowi yang bernama “Molivano” bahkan milik kaum buruh.

Adi, Jumat (30), dikutip dari program Compass Petang Compass TV mengatakan, “Yah, pernyataan Presiden, tidak ada yang menyalahkan orang lain, apakah masalah Anees bisa maju atau tidak, itu tidak ada hubungannya dengan Istana. .” /8/2024).

Namun ia juga menyinggung perilaku partai politik (parpol) yang tidak berani mengusung calon kepala daerah meski ada putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memperkecil batas pencalonan. Partai politik

Diketahui, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 60/PUU-XXII/2024 mengubah ambang batas pengangkatan kepala daerah oleh partai politik atau gabungan partai politik menjadi sama dengan ambang batas calon perseorangan. . Nah, untuk Pilkada Jakarta, ambang batasnya adalah 7,5 persen.

Baca juga: Jokowi Dituding Kalahkan Ines di Pilkada: Saya Bukan Pimpinan Partai

Kata Adi: “Jangan menunjuk Anis Baswedan, partai ini bahkan tidak berani menghadirkan kadernya sendiri.”

Oleh karena itu, menurut Adi, semua bergantung pada kuatnya kepercayaan parpol yang tidak ikut dalam koalisi besar untuk keluar dari PDI Perjuangan sendiri atau keluar dari Ennis.

13 partai politik yang tergabung dalam Kwalesi Indonesia Majo (KIM) Plus bersaing memperebutkan kursi Rizwan Kamil di Pilkada Jakarta. Dua di antaranya diketahui mendukung Anis, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Nasdim.

“Kalaupun ada kecenderungan, misalnya mencegah, mencegah, sampai misalnya PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) tersingkir, Ines tidak bisa maju, tapi itu sangat bergantung pada kekuatan partainya atau keyakinan politik,” kata Adi.

“Kami dengar partai-partai berkoalisi dengan KIM Plus karena tidak tahan, takut tidak mendapat jabatan menteri di kemudian hari,” ujarnya. “Terjadi sesuatu yang bukan karena faktor lain,” ucapnya. Kemudian

Baca Juga: Respons Jokowi atas Kegagalan Moles, Ines Terpaksa Maju di Pilkada… Ines Gagal Maju di Jakarta dan Jabar

Seperti diketahui, PDI Perjuangan dan Anies Baswedan sebagai partai yang terabaikan pada Pilkada Kota Sukabumi 2024 mendapat angin segar setelah keputusan MK nomor 60 ketua daerah mengurangi batas pencalonan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top