Jawaban Pramono Anung Saat Ditanya Calon Kepala Daerah Harus Jadi Kader PDI-P

JAKARTA, virprom.com – Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Pramono Anung angkat bicara soal pencalonan calon kepala daerah oleh partainya pada Pemilihan Ketua Daerah (Pilkada) 2024.

Menurut Pramono, calon kepala daerah yang diusung PDI-P sebagian besar merupakan pengurus partai. Apalagi jika PDI-P tidak bekerjasama dengan partai politik (parpol) lain.

Namun, jika menggandeng parpol lain, pasangan calon (paslon) yang diusulkan bisa saja merupakan hasil kerja sama dengan parpol lain tersebut.

Dia mencontohkan yang terjadi di Banten, PDI-P merekrut Airin Rachmi Diany dari kader Partai Golkar. Namun ia berpasangan dengan Ade Sumardi, Ketua Dewan Pimpinan Daerah PDI-P Banten (DPD).

Baca juga: Jawab Tantangan Jokowi, Pramono Anung-Rano Karno Bakal Sambangi 12 Titik di Jakarta dalam Satu Hari

“Iya (harus jadi perwira), selama ini kebanyakan, apalagi kalau PDI-P hanya mengusung calon saja. “Ada daerah yang PDI Perjuangannya beraliansi, misalnya Gerindra bekerja sama dengan Golkar, mungkin presidennya seperti di Banten, tidak masalah.” Di channel YouTube Najwa Sihab, Rabu 28 Agustus 2024.

virprom.com mendapat izin dari Najwa Sihab untuk mengutip wawancaranya dengan Pramono Anung dan Rano Karno di acara tersebut.

Sementara itu, atas nama Pilkada Jakarta, dia mengatakan, PDI Perjuangan mengajukan dirinya dan Rano Karno sebagai calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) karena PDI Perjuangan kurang bekerjasama dengan partai politik lain.

Pasalnya, berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024, PDI-P dapat mengajukan pasangan calon presiden daerah sendiri, dan keputusan tersebut mengubah ambang batas penetapan calon pimpinan daerah yang terdiri dari sektor atau gabungan partai politik. partai politik. Sama dengan ambang batas masing-masing calon.

Baca juga: Pramono Anung Soal Dukungan Jokowi: Tak Perlu Berpikir Buruk…

Selain itu, Pramono mengaku tidak ingin memaksa siapa pun masuk ke PDI Perjuangan agar partainya bisa dicalonkan dan diusung di pilkada.

“Tapi kalau PDI-P. PDI-P diuntungkan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi dan kenyataannya tidak mudah untuk mendapatkan keputusan tersebut. “Kalau calon tidak mau jadi anggota partai, tidak benar (dipaksa),” ujarnya.

Sebelum mencalonkan Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta, PDI-P memberi isyarat terbuka untuk memberikan tiket kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Namun Anies yang bukan anggota PDI-P lebih dulu didaulat menjadi pengurus partai berlambang banteng mulut putih itu.

Baca Juga: Pramono Anung-Rano Karno Yakin Menang, Sebut Angin Perubahan dan Gelombang Dukungan

“Yang kita harapkan adalah menjadi kader partai,” kata Ketua Komite Kehormatan DPP PDI Perjuangan Komarudin Watubun di Kantor DPP PDI Perjuangan di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, pada 20 Agustus 2024.

“Karena kita punya pengalaman. Bahkan yang di staf kita, apalagi yang bukan staf, bisa berkhianat. Begitulah adanya,” sambungnya.

Namun, dia juga menegaskan, PDI Perjuangan akan memprioritaskan pencalonan pengurusnya terlebih dahulu di Pilkada Jakarta. Sebab, mereka menilai punya beberapa skuad potensial seperti mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top