Jangan Keliru, Ini 4 Cara Mengenali Klinik Kecantikan Abal-abal

JAKARTA, virprom.com – Sama seperti klinik gigi, ada juga klinik kecantikan abal-abal.

Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hati dalam memilih perawatan wajah. Takut mukanya rusak malah lucu.

Dr. Lie Man Tebet dari Klinik Eva Mulia mengatakan meski sangat sulit, ada beberapa cara untuk mengetahui klinik kecantikan yang Anda kunjungi palsu atau palsu.

Baca juga: Perawatan Jerawat di Klinik, Sakitkah? Cara mengenali klinik kecantikan palsu 1. Kenali dokter yang merawatnya

Cara pertama adalah dengan mengetahui dokter yang merawat.

Menurut Lee, sebagian besar prosedur penyembuhan dan peremajaan, seperti stimulator kolagen, hanya boleh dilakukan oleh dokter berlisensi.

“Di Indonesia dokter masih mempunyai izin untuk melakukan tindakan tersebut. Jadi otomatis kalau bukan dokter tidak boleh lagi. Sah dan sah,” ujarnya.

Sebagai informasi, cara mengecek apakah dokter tersebut memiliki izin, yaitu melalui https://kki.go.id/cekdokter/form. 2. Kurang memahami anatomi tubuh manusia

Dokter palsu juga tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang anatomi tubuh manusia.

Sehingga, pengobatan yang dilakukan berpotensi menimbulkan efek samping yang berisiko tinggi.

“Jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, bisakah dia mengatasinya?” berbohong

Baca juga: Perawatan Bleaching di Klinik, Berapa Lama Hasilnya Terlihat? 3. Jangan mensterilkan peralatan

Setiap dokter, apapun bidangnya, selalu menjaga peralatannya tetap steril.

Biasanya, tahapan sterilisasi peralatan sangat banyak dan melibatkan penggunaan berbagai bahan pembersih untuk memastikan peralatan bebas bakteri.

Pasalnya, perangkat tersebut akan digunakan pada orang. Tentu saja mereka tidak ingin membahayakan kesehatan pasien atau bahkan nyawanya.

“Saat prosedur, kalau (peralatannya) tidak steril, bisa terjadi infeksi. Itu adalah sesuatu yang harus dihindari,” lanjutnya.

Baca juga: Sebelum Lakukan Facial di Klinik, Hati-hati, Lakukan 2 Hal Ini Terlebih Dahulu 4. Pegang Peralatannya.

Meskipun dokter atau staf memakai sarung tangan, beberapa bagian peralatan medis tidak boleh disentuh oleh tangan manusia.

Misalnya bagian jarum yang digunakan untuk memasukkan sesuatu atau membuat lubang pada suatu permukaan.

“Ada hal yang harus dihindari. Jarumnya tidak boleh disentuh. Kalau memasukkan sesuatu ke dalam kulit, tidak boleh disentuh (jarumnya). Dilarang keras,” pungkas Lee.

Baca Juga: Perawatan Anti Penuaan Stimulator Kolagen, Kapan Hasilnya Mulai? Dengarkan berita terkini dan berita utama kami langsung dari ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top