Jangan Ikuti Pakem Sein Bus Saat Menyalip, Kultur Beda dengan Aturan

JAKARTA, virprom.com – Salah satu hal yang biasa dilakukan pengemudi saat berada di belakang bus adalah mengikuti bus saat menyalip. Mengikuti bus menjadi “langkah mudah” saat menyalip karena bus membuka jalan.

Fakta di halaman bus biasanya menunjukkan aman atau tidaknya berjalan di belakang.

Baca Juga: Daihatsu Merasa Peralihan Motor-ke-Mobil ke Solo Masih Rendah

Jika memberi sinyal belok kiri saat menyalip bus, berarti tidak aman dan kendaraan melaju ke arah berlawanan. Sedangkan jika memberi sinyal belok kanan, dianggap aman untuk menyalip dari belakang.

Menanggapi hal tersebut, praktisi keselamatan jalan raya sekaligus pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Yusri Pulubuhu mengingatkan, kode sinyal bus bersifat budaya, bukan aturan resmi berkendara.

Soal lampu sein, menyalakan lampu sein kiri bukan aturan, tapi budaya, kata Yusri kepada virprom.com, Senin (26/8/2024).

Artinya secara budaya mungkin saja terdapat perbedaan di beberapa daerah karena hal tersebut tidak menjadi aturan yang mengikat. Lalu dari segi pemahaman, banyak masyarakat yang bahkan belum memahami aturan resminya, apalagi “adat istiadatnya”.

Baca juga: Jadwal MotoGP Aragon 2024, Balapan Digelar Akhir Pekan Ini

 

“Setiap daerah tidak boleh menggunakan komunikasi seperti ini, apalagi negara (peraturan mengemudi). Tapi di Indonesia mayoritas menggunakan sinyal ini, kata Yusri.

“Kalau flashernya dibiarkan menyala berarti masyarakat tidak boleh ikut karena tidak aman.” “Tapi kalau memberi lampu sein kanan, berarti jalanan bersih dan boleh menyalip,” ujarnya.

Terlepas dari kode sinyal yang diberikan bus, Yousri mengatakan tata cara menyalip, menyalip tandem, atau mengikuti kendaraan di depan adalah salah.

Baca juga: Alasan Mitsubishi Xforce Diburu Wanita

Apalagi jika Anda mengikuti bus besar sehingga tidak bisa melihat jalan di depan. Menyalip tanpa mengetahui kondisi jalan sama sekali bukan tindakan bijak.

“Jika menyalip secara tandem, pengemudi di belakang hanya mengandalkan sensasi kendaraan di depan. “Dia tidak bisa melihat kondisi jalan,” kata Yusri.

Yusri mengatakan, dalam proses menyalip ada tiga faktor yang harus diperhatikan sebelum menyalip kendaraan lain, yaitu kepentingan, tempat yang tepat, dan keselamatan.

Baca juga: Kebiasaan Parkir yang Dapat Merusak Transmisi Mobil Anda

“Pertama apakah penting jika kita menyalip kendaraan di depan. Kalau tidak masalah, tidak perlu menyalip. Tapi kalau menyalip itu sangat penting, lanjutkan ke faktor berikutnya, yaitu tempat yang tepat, ujarnya.

Jika tempat duduk tidak diperbolehkan, jangan menyalip meskipun itu penting. Tunggu hingga Anda berada di tempat yang tepat, lalu lanjutkan ke faktor terakhir yaitu keamanan.

“Faktor ketiga adalah keamanan kondisi jalan. Karena jalan raya merupakan ruang publik yang tidak bisa diatur, maka setelah faktor pertama dan kedua terpenuhi, barulah diperiksa apakah aman untuk menyalip atau tidak, kata Yusri. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://vvv.vhatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top