Istana Sebut Sikap Presiden Jokowi Minta Maaf Bentuk Manifestasi Rendah Hati

JAKARTA, virprom.com – Koordinator Khusus Kantor Kepresidenan Ari Dwipaana mengatakan permintaan maaf Presiden Joko Widodo pada Konferensi Peringatan Nasional menunjukkan kerendahan hati.

Tanggapan ini menanggapi banyaknya kritik terhadap permintaan maaf Presiden Jokowi.

Perilaku seperti itu merupakan tanda kerendahan hati seorang pemimpin, kata Ari kepada virprom.com, Rabu (7/8/2024).

Ia mengatakan, memaafkan merupakan keutamaan agama.

Baca Juga: Besok, Jokowi Resmikan Perusahaan Baterai Lithium di Kendal

Menurutnya, meski hasil berbagai jajak pendapat menunjukkan tingkat persetujuan dan kepuasan masyarakat terhadap tindakan Presiden Jokowi masih tinggi, namun Presiden Jokowi memahami dirinya adalah sosok yang tidak sempurna.

Demikian pula pidato yang disampaikan dalam Forum Zikir Doa Nasional yang diselenggarakan dalam rangka menyambut Bulan Kemerdekaan dan dihadiri oleh perwakilan berbagai agama dan masyarakat lainnya.

Permintaan maaf Presiden Jokowi merupakan tanda nilai-nilai agama dan budaya ketimuran yang baik, kata Ari.

Sebelumnya diberitakan, Jokowi meminta maaf kepada masyarakat atas kesalahan dan kesalahan yang dilakukannya selama bekerja sama dengan Wakil Presiden Maruf Amin.

Permintaan maaf itu disampaikannya saat berpidato di acara Silaturahmi Kebangsaan memperingati 79 tahun kemerdekaan Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Baca juga: Jokowi Akan Kumpulkan Pimpinan Daerah Seluruh Indonesia di IKN pada 13 Agustus 2024

“Sebagai sebuah bangsa, kami tahu kami tidak bisa menyenangkan semua orang. “Juga tidak mungkin kita bisa mencapai tujuan semua pihak,” kata Jokowi.

“Aku tidak sempurna, aku manusia. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Hanya Dialah yang mempunyai Kerajaan Langit dan Bumi. Dia Maha Kuasa atas segalanya.”

Permintaan maaf Jokowi ditanggapi banyak pihak, termasuk Sekjen PDI Perjuangan Hasto Christianto yang menyebut Presiden Jokowi harusnya mempertanggungjawabkan kebijakannya di depan umum ketimbang meminta maaf.

Ia lantas mempertanyakan keputusan pemerintah yang mengimpor beras sebanyak 5.150.000 ton pada tahun ini.

“Itu adalah kebijakan-kebijakan yang seharusnya diajukan, bukan untuk konsultasi publik dan permintaan maaf,” kata Hasto dalam keterangan tertulis, Minggu (4/8/2024). Dengarkan berita dan pilihan kami langsung ke ponsel Anda. Untuk bergabung dengan saluran WhatsApp virprom.com, pilih saluran berita favorit Anda: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda sudah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top