Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Presiden Iran, Ebrahim Raisi, ditemukan tewas pada Senin (20/5/2024) beberapa jam setelah helikopter yang ditumpanginya dikabarkan jatuh. Presiden Raisi terbunuh bersama menteri luar negerinya, Hossein Amirbadolhian.

Saat ini, rakyat Iran harus menunggu sekitar 50 hari sebelum memilih presiden baru. Sembari menunggu datangnya hari pemilu, posisi presiden untuk sementara akan diisi oleh Wakil Presiden pertama Iran, Mohammad Mokbar.

Baca juga: Hasil Investigasi Awal Terungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Pemancar

“Kami akan mengikuti Raisi dalam menjalankan tugas yang diberikan kepada kami tanpa ragu-ragu,” kata Mokbar dalam pernyataan yang dikutip media Iran. Siapa Muhammad Mubarak?

Wakil presiden pertama Iran adalah posisi yang dicapai melalui penunjukan, bukan melalui pemilihan. Sejak tahun 1989, jabatan tersebut telah memegang banyak kekuasaan yang sebelumnya dipegang oleh seorang perdana menteri.

Selain wakil presiden pertama, ada wakil presiden Iran lainnya yang juga ditunjuk untuk menjalankan tugasnya secara bersamaan. Masing-masing mempunyai peran yang berbeda-beda dan yang memegang jabatan tertinggi adalah wakil presiden pertama.

Sebagai wakil presiden pertama, Mokhber sering bepergian ke luar negeri untuk melakukan berbagai proyek pemerintah dan menemani Raisi atau memimpin beberapa perjalanan luar negeri yang kabarnya mengunjungi Rusia bersama pejabat militer dan pertahanan untuk merundingkan transfer senjata.

Mohbar dilantik sebagai wakil presiden pertama oleh Raisi pada Agustus 2021. Ia resmi menjadi orang ketujuh yang menduduki posisi tersebut. Mohbar juga dianggap sebagai salah satu perwakilan paling terkenal dalam sejarah Iran.

Baca juga: Siapakah Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Tewas dalam Kecelakaan Helikopter?

Ia dipilih karena memiliki hubungan dekat dengan Pemimpin Tertinggi dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC). Ia juga memiliki pengalaman dalam mengelola urusan administrasi yang besar.

Sebelum diangkat menjadi wakil presiden, Mokbar adalah ketua Stad Iran, atau Organisasi Pelaksana Perintah Imam Khomeini. Pada tahun 2021, Stad dan Mokbar menerima empat Sanksi dari Amerika Serikat (AS) berdasarkan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang satu. . hak atas wilayah dan properti ini pertama kali disetujui oleh Uni Eropa pada tahun 2010 atas partisipasinya dalam program nuklir dan balistik, namun sanksi tersebut dicabut dua tahun kemudian.

Meski Presiden Raisi sudah meninggal dan akan diganti, para analis menilai tidak akan banyak perubahan dalam kebijakan Iran. Padahal, presiden di Iran mempunyai tanggung jawab penting dalam pelaksanaan tugas administratif, termasuk pengelolaan pemerintahan.

Presiden juga berhak memimpin perencanaan dan memimpin Dewan Tinggi Dewan Keamanan Nasional yang bertanggung jawab mengambil keputusan mengenai program nuklir negara.

Namun kekuasaan presiden di Iran masih sebatas wewenang pemimpin tertinggi yang bertugas mengawasi seluruh urusan nasional. Saat ini, posisi pemimpin tertinggi dijabat oleh Ayatollah Ali Khamenei yang secara historis memiliki hubungan dekat dengan presiden karena perbedaan pendapat.

Meski demikian, Raisi sepertinya menjadi presiden favorit Khamenei karena Raisi selalu menghormati Khamenei. Faktanya, Rice tidak memiliki banyak pengaruh, terutama dalam urusan internasional. Raisi jarang menantang batasan kebijakan Iran. Bahkan, ia selalu menerima proses pengambilan keputusan yang ada di dalam negeri apa adanya, misalnya bagaimana menyerahkan sebagian besar urusan keamanan kepada Panglima.

Namun kematian Raisi meninggalkan warisan bagi Iran, salah satunya adalah penyiksaan. Selama karirnya, Raisi banyak menghabiskan waktunya di pengadilan dan tidak pernah menyesal menjatuhkan hukuman mati kepada lawan politiknya.

Salah satu kasusnya yang paling terkenal adalah pada tahun 1988 ketika ia dan dua hakim lainnya menjatuhkan hukuman mati kepada lebih dari lima ribu pengunjuk rasa dalam waktu singkat.

Selama menjabat sebagai presiden, Raisi selalu rajin dan disiplin dalam mengikuti perintah Khamenei. Ini termasuk penindasan protes setelah kematian Mehsa Amini pada tahun 2022.

Kegigihan Raisi saat menjadi presiden menjadikannya kandidat yang cocok menggantikan Khamenei, yang kesehatannya dikabarkan semakin menurun seiring bertambahnya usia. Apa langkah Iran selanjutnya?

Ali Khamenei mengumumkan masa berkabung untuk saat ini. Sekaligus, dia menyetujui Mubar menjadi presiden sementara hingga pemilu presiden digelar. Presiden berikutnya diharapkan menjadi seperti Raisi, tapi mungkin lebih kecil.

Sebelumnya pada tahun 1981, Iran juga mencapai situasi yang sama seperti saat ini setelah kematian Mohammad Ali Rajai dalam bom teroris. Saat itu, Khamenei terpilih menggantikannya dan menjadi presiden Iran hingga tahun 1989. Setelah itu, Khamenei diangkat menjadi pemimpin tertinggi Iran. Dengarkan berita terkini dengan pilihan berita kami langsung ke ponsel Anda. Pilih berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan Anda telah menginstal aplikasi WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top