Teheran, Kompas. COM – Ketegangan antara mantan musuh Israel dan Iran meningkat sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023.
Iran mendukung Hamas setelah kelompok Palestina menyerang Israel tahun lalu.
Iran menganggap Israel sebagai ancaman utama bagi negara-negara di kawasan Timur Tengah.
Baca juga: Israel dan AS Bahas Respon Bersama Pasca Hujan Rudal Iran
Kemudian, pada suatu saat, Iran marah setelah kedutaan Iran di Damaskus terkena serangan udara Israel pada bulan April.
Sementara itu, Iran menembakkan ratusan rudal ke Israel pada Selasa (1/10/2024) sebagai pembalasan atas terbunuhnya kepala Garda Revolusi Iran, pimpinan Hamas, dan pimpinan Hizbullah.
Untuk lebih jelasnya berikut sejarah konflik Israel-Iran yang dapat Anda baca: Serangan Hamas
Pada tanggal 8 Oktober 2023, sehari setelah militan dari kelompok Islam Palestina Hamas menyerang Israel, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan Iran mendukung “pertahanan sah” Palestina.
Dia menuduh Israel “membahayakan keamanan negara-negara di kawasan”.
Di pusat kota Teheran, spanduk-spanduk dikibarkan sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.
Pada tanggal 28 Oktober, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkonfirmasi bahwa 90 persen anggaran militer Hamas berasal dari Iran.
Dia berkata, “Iran mendanai, mengatur dan mengarahkannya.
Baca juga: Iran Tembakkan Sekitar 200 Rudal ke Israel, Kesaksian Masyarakat Soal Kematian Panglima
Pada tanggal 25 Desember, Iran menyalahkan Israel atas serangan di Suriah yang menewaskan Razi Mousavi, seorang perwira senior di Pasukan Quds, cabang operasi asing dari Garda Revolusi Iran.
Beberapa minggu kemudian, pada Januari 2024, serangan di Damaskus yang dituduh dilakukan Israel menewaskan lima anggota Garda Revolusi.
Belakangan, media Iran melaporkan bahwa kepala intelijen kelompok tersebut untuk Suriah dan wakilnya termasuk di antara korban.
Raisi mengancam akan membalas.