Induk Gojek dan Tokopedia Masih Catat Kerugian, tapi Membaik

virprom.com – PT GoTo Gojek Tokopedia (GoTo) terus mencatatkan kerugian pada kuartal II-2024. Keadaan membaik karena rugi bersih perseroan turun 95% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (l/l/l).

Pantauan KompasTekno, Grup GoTo membukukan kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 48 miliar periode April-Juni 2024 dalam laporan keuangan tertulisnya, Rabu (31 Juli 2024).

EBITDA merupakan singkatan dari Earning Before Interest, Taxes, Depreciation dan amortization atau laba sebelum bunga, pajak dan amortisasi.

Kerugian ini meningkat sebesar 95 persen tahun-ke-tahun. Sebagai perbandingan, kerugian EBITDA Goto Group pada kuartal II 2023 sebesar Rp1,2 triliun.

Dibandingkan kuartal sebelumnya (Q/Q/QoQ), kerugian GoTo sebesar Rp48 miliar turun 53 persen. Misalnya, GoTo merugi Rp 102 miliar pada kuartal I 2024.

Baca juga: Gojek Luncurkan GoDineIn, Layanan Pembelian Voucher Makan di Restoran

Unit bisnis GoTon Financial Technology mencatat pertumbuhan sebesar Rp 168 miliar, turun 67% year-on-year.

Secara keseluruhan, Grup GoTo membukukan kerugian periode berjalan sebesar Rp954 miliar pada kuartal II-2024. Hal ini mencerminkan penurunan kerugian sebesar 63% dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut GoTo, hal ini disebabkan oleh peningkatan trafik dan pengelolaan biaya bisnis yang lebih efisien.

Menurut Jacky Lo, CFO GoTo Group, GoTo telah mampu mencatatkan pengurangan kerugian berkat pengurangan biaya operasional dan peningkatan EBITDA yang disesuaikan selama delapan kuartal berturut-turut pada periode perbandingan.

“Mengingat situasi ini, kami yakin perusahaan berada pada jalur yang tepat untuk terus tumbuh dengan tetap berkomitmen mencapai tujuan profitabilitas,” kata Jacky Lo dalam keterangan tertulisnya. Kesepakatan itu bernilai Rp63 triliun

GoTo juga mencatatkan peningkatan Group Transaction Value (GTV) sebesar 54% YoY menjadi Rp 63,2 triliun.

Pendapatan kotor Grup GoTo pada kuartal II tahun 2024 sebesar Rp 4,3 triliun, meningkat 39% dari tahun ke tahun.

Bisnis fintech GoTo juga tumbuh kuat pada kuartal kedua, seiring dengan pertumbuhan Core GTV sebesar 65% menjadi Rp56,2 triliun.

Omzet bruto financial technology meningkat 97 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 788 miliar. Peningkatan pinjaman dan pembayaran dengan diperkenalkannya aplikasi GoPay berkontribusi terhadap hal ini.

Menurut GoTo, aplikasi GoPay kini telah diunduh lebih dari 30 juta kali. Pada triwulan II, nilai pinjaman meningkat sekitar 3,5 kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Baca juga: Kabar merger Grab dan Gojek kembali muncul

Perlu diketahui, nilai GTV dan pendapatan kotor memiliki indikator yang berbeda.

Nilai Transaksi Bruto (GTV) merupakan representasi fungsional dari metrik yang mencakup: total nilai waktu transaksi dari segmen layanan on-demand dan berbagai item tambahan, termasuk tol dan gratifikasi, total nilai produk dan layanan yang tercatat di e- platform perdagangan, tidak termasuk Tokopedia, teknologi keuangan – total nilai atau TPV pembayaran yang diproses melalui platform kami, tidak termasuk jumlah transaksi bisnis-ke-bisnis yang dikecualikan selama konsolidasi.

Sementara itu, GoTo merinci pendapatan kotor sebagai nilai rupee yang dihitung untuk grup GoTo untuk setiap transaksi, tidak termasuk insentif yang dibayarkan kepada mitra pengemudi dan dealer atau promosi pengguna akhir sepanjang periode pengukuran. Dengarkan berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponsel Anda. Pilih saluran berita favorit Anda untuk mengakses saluran WhatsApp virprom.com: https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Periksa apakah Anda telah menginstal WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top