Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Penulis: Yuni Salim, Naras Prameswari, Banny Rahayu/VOA Indonesia

ANKARA, virprom.com – Sekelompok aktivis yang tergabung dalam koalisi “Freedom Flotilla” berencana mengirimkan bantuan ke Gaza.

Enam warga, termasuk perwakilan LSM Indonesia, kini berada di Turki, tempat kapal akan singgah, meski proyek tersebut tertunda karena beberapa alasan.

Sebuah kapal yang membawa bantuan dan ratusan pembela hak asasi manusia internasional, dari setidaknya 30 negara, akan berangkat dari Istanbul ke Gaza, untuk membantu mereka yang terkena dampak perang di zona konflik.

Baca Juga: Amerika Sebut Mulai Berikan Bantuan ke Gaza, Apa Rencananya?

Inisiatif ini diprakarsai oleh Freedom Flotilla Coalition (FFC). Harapannya adalah mereka bisa melawan pembatasan yang dilakukan Israel.

Ghani Ramdhan merupakan perwakilan dari LSM Golden Future Indonesia dan Taqwa Squad Indonesia yang terlibat dalam proyek tersebut.

“Tentara Pembebasan sendiri memberikan sekitar 5.500 ton bantuan dan (perwakilan) banyak organisasi non-pemerintah. “Kami datang ke sini untuk membantu menyalurkan bantuan ke Gaza,” ujarnya.

Sudah ada enam warga Indonesia yang mengikuti pertemuan di Turki, termasuk tiga perwakilan lembaga swadaya masyarakat dan tiga jurnalis.

Nur Ikhwan Abadi adalah ketua Presidium Kelompok Kerja Aqsa (AWG). LSM cabang perempuan, Maemuna Institute, mempunyai misi membangun Rumah Sakit Ibu dan Anak Indonesia (RSIA) di Gaza.

Ikhwanul Muslimin melakukan operasi serupa pada tahun 2010 di kapal Mavi Marmara.

Saat itu, timnya sedang berkolaborasi dengan sekelompok relawan MER-C yang sedang membangun rumah sakit Indonesia di utara Gaza. Namun pelayanannya terhambat karena serangan tentara Israel terhadap mereka.

Insiden tersebut menewaskan sepuluh orang.

Baca juga: Hamas Rilis Video Perlihatkan Serangan Israel di Gaza, Ini Pesannya

Sebelum penerbangan, kata Ikhwan, para peserta rapat dilatih agar tidak melakukan kerusuhan, hingga memprediksi risiko penyusupan kelompok lain ke dalam penerbangan yang mereka tumpangi.

Lembaga ini juga mengirimkan surat pemberitahuan kepada Kementerian Luar Negeri Indonesia mengenai partisipasi mereka dalam misi ini.

Namun, dia memahami bahaya yang dihadapinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top