Hutama Karya Terapkan Konsep Infrastruktur Berkelanjutan untuk Jalan Tol Trans Sumatera

virprom.com – PT Hutama Karya (Persero) berinisiatif menerapkan konsep infrastruktur berkelanjutan pada proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang mencakup seluruh tahapan mulai dari perencanaan hingga pengoperasian.

Inisiatif ini dilakukan dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap sejumlah aspek, antara lain lingkungan, sosial, dan tata kelola atau dikenal dengan konsep Environmental, Social and Governance (ESG).

Pada tahap perencanaan, Hutama Karya melakukan kajian lingkungan hidup secara mendalam untuk mengetahui potensi dampak pembangunan jalan tol, seperti hilangnya keanekaragaman hayati, kerusakan ekosistem, dan emisi karbon.

Untuk mengurangi dampak ini, perusahaan aktif bekerja sama dengan Badan Perlindungan Sumber Daya Alam (BKSDA) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) setempat.

Baca juga: Serangan Harimau Lampung, LSM Sebut Lokasi Konflik Ada di Kawasan Hutan TNBBS

Executive Vice President (EVP) Khutama Karya, Corporate Secretary Ajib Al Hakeem menjelaskan, mitigasi telah diterapkan pada proyek jalan tol tersebut.

“Kami memilih jalan tol yang meminimalkan dampak lingkungan, merancang koridor satwa liar untuk mengurangi fragmentasi habitat dan dilengkapi dengan komunikasi pendukung,” ujarnya dalam siaran pers, Selasa (06/08/2024).

Selain itu, Ajib mengungkapkan Hutama Karya juga bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK) untuk melakukan restorasi kawasan hutan.

Kewajiban pelepasan kawasan hutan dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan, termasuk pelaksanaan Ketentuan Kebijakan (PLR) dan Dana Restorasi Hutan (FV).

Baca juga: Untuk Genjot Reboisasi Amazon, Bank Dunia Akan Terbitkan Obligasi

Untuk menerapkan infrastruktur berkelanjutan, Ajib menjelaskan Hutama Karya akan terus menerapkan prinsip ESG dalam pembangunan JTTS Tahap II yang salah satunya akan menghubungkan Jambi dan Riau.

Tanggung jawab lingkungan dalam pembangunan jalan tol mencakup mitigasi penuh seperti yang ditunjukkan dalam kajian lingkungan hidup.

Hal ini mencakup pengelolaan kualitas tanah dan air, pengendalian pencemaran udara dan suara, konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan limbah, termasuk limbah cair dan bahan berbahaya dan beracun (B3).

Kajian ekologi dilakukan secara terencana dengan pemantauan dan evaluasi berdasarkan rekomendasi dokumen lingkungan hidup pada tahapan pembangunan dan pengoperasian jalan tol. “Kami pastikan tidak ada pembukaan hutan di koridor JTTS,” kata Ajib.

Baca Juga: Perluasan Maksimal Koridor Ekonomi Selat Malaka Membangun Infrastruktur Tol Berkelanjutan

Dalam upaya menciptakan infrastruktur tol yang berkelanjutan, Hutama Karya menerapkan prinsip ESG pada jalan tol yang ada.

Langkah yang dilakukan antara lain penanaman pohon di sepanjang jalan tol, pemasangan lampu pintar, pengembangan ruang terbuka hijau di kawasan rekreasi, pembuatan underpass untuk penyeberangan hewan, program bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat lokal dan hibah lahan, serta bantuan kepada usaha penyewa kecil dan usaha menengah (UMKM) di kawasan rekreasi.

“Sejak tahun 2021 hingga saat ini, kami telah menanam lebih dari 160.000 pohon di berbagai jalan tol yang dikelola Hutama Karya, termasuk JTTS dan jalan tol di Pulau Jawa seperti Jalan Lingkar Luar Jakarta (JORR), Selatan (S) dan Tanjung. . Akses Priok (ATP),” kata Ajib.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top