Hilirisasi Dorong Masyarakat Gemar Makan Ikan

virprom.com – Ikan mengandung berbagai macam nutrisi, antara lain vitamin, lemak, vitamin, dan mineral. Namun tak bisa dimungkiri kalau ikan memang tak sepopuler ayam.

Faktanya, ketersediaan ikan dan aktivitas penangkapan ikan, termasuk budidaya ikan, tersebar di Indonesia.

Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), Indonesia merupakan produsen perikanan laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, yang mencapai 6 juta ton pada tahun 2022.

Baca Juga: Ayam Gaya Puciando Dahlia Tingkatkan Asupan Protein Bayi Anda

Banyak alasan yang menyebabkan masyarakat tidak mau mengolah dan mengkonsumsi ikan, misalnya saja sulit dibersihkan dan berbau amis.

Untungnya, di hilir, masyarakat diberi kesempatan untuk mengonsumsi ikan segar dan olahan. Ikan yang berada di hilir memudahkan akses untuk dikonsumsi

Ahli gizi klinis Dr Inge Permadhi MS, SpGK berpendapat bahwa produk ikan berkualitas rendah yang dijual di supermarket dan pasar mengurangi stigma yang terkait dengan “ikan dan ikan yang sulit diolah”.

Hal ini dikarenakan ikan yang dipasarkan biasanya sudah dibersihkan, difillet (dibuang tulang atau durinya) atau dikemas dengan baik di tempat yang bersih.

Menurut Inge, ikan ini memiliki kandungan nutrisi yang sama dengan hasil segar dari laut maupun hasil budidaya atau peternakan.

Lanjutnya, Ikan merupakan sumber protein dan lemak yang sangat baik bagi anak, terutama dalam mencegah stunting dan gizi buruk. Dijual di supermarket atau pasar dan siap dimasak jika proses pendinginannya dilakukan dengan baik agar tetap dapat dikonsumsi.

Oleh karena itu, dr Inge meminta masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi ikan yang dijual di pasar atau supermarket.

“Lebih baik makan ikan semua, karena mengandung protein yang baik,” kata dokter yang menempuh pendidikan S2 di Universitas Indonesia ini tentang tipenya.

Tak harus mahal, ikan budidaya seperti mujair, nila, mujair, dan tenggiri bisa menjadi pilihan lauk untuk memenuhi kebutuhan protein harian Anda.

Sedangkan untuk pengolahannya, Inge menyarankan orang tua tidak hanya menggoreng saja, tapi juga mengenalkan olahan lain, misalnya sup.

Saat ini terdapat beberapa masakan ikan beku yang beredar di pasaran, seperti tempura udang (ebi furai), bakso ikan, otak otak, dan pompek. Dr Inge menyarankan masyarakat yang ingin mengonsumsi olahan makanan laut agar memperhatikan komposisinya.

Konsumen sebaiknya memilih produk yang mengandung lebih banyak daging ikan atau udang dibandingkan bahan tambahan lain seperti tepung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top