Hasil Riset Sebut Tak Ada Bukti Ekosida di Pulau Paskah

Penulis: Alexander Freund/DW Indonesia

virprom.com – Rapa Nui atau Pulau Paskah di Pasifik Selatan terkenal dengan ratusan patung monolit berukuran besar yang disebut Moai.

Hingga saat ini belum diketahui alasan masyarakat Rapa Nui mengukir monumen tersebut. Namun keberadaannya menandakan jumlah penduduk yang besar dan peradaban yang maju.

Sekitar tahun 1210, nenek moyang orang Polinesia masa kini pertama kali menetap di pulau vulkanik tak berpenghuni ini.

Baca juga: Patung Moai di Pulau Paskah Hancur Akibat Kebakaran Hutan Tak Bisa Diperbaiki lagi

Tidak ada orang lain di dunia yang begitu terisolasi. Pulau Paskah berjarak hampir 3.800 kilometer dari Chili dan 1.900 kilometer dari pulau berpenghuni terdekat.

Para ilmuwan percaya bahwa populasi Rapa Nui telah meningkat pesat. Penduduknya menebang semua pohon di pulau itu untuk membangun Moai atau sebagai kayu bakar, membunuh burung laut, dan membuka sebagian besar lahan untuk pertanian.

Setelah degradasi lingkungan yang meluas, peradaban Rapa Nui perlahan menghilang. Untuk waktu yang lama, pulau itu dianggap sebagai bukti “ekosida” buatan manusia.

Namun penelitian terbaru dari Universitas Columbia, AS, menantang gagasan tersebut.

Menurut para ilmuwan, penduduk Rapa Nui tidak pernah melintasi perbatasan. Sebaliknya, para imigran menemukan cara untuk beradaptasi dengan iklim dingin dan angin.

Selama ratusan tahun, kondisi yang keras di Pulau Paskah membuat hanya sedikit orang yang selamat, dan jumlahnya tetap stabil selama berabad-abad. 

Ketahanan pangan menjadi salah satu tantangan paling serius di pulau seluas 63 kilometer persegi yang seluruh bentang alamnya terdiri dari batuan vulkanik itu.

Berbeda dengan pulau tropis seperti Hawaii dan Tahiti, aktivitas gunung berapi berhenti di Rapa Nui beberapa ratus ribu tahun yang lalu. Mineral yang dikeluarkan lava telah lama tersapu dari tanah.

Rapa Nui juga lebih kering dibandingkan pulau tropis lainnya. Dan karena kemiringan dasar laut di sekitar pulau sangat curam, berburu makanan di laut lebih sulit dibandingkan di laguna atau terumbu karang seperti di kepulauan Polinesia.

Baca juga: Kisah Misterius: Legenda Pulau Paskah dan Taman Batu Wajah Moai Terlindung dengan Aman

Menurut peneliti, keberhasilan bangsa Rapa Nui dalam membangun peradaban adalah konsep “taman batu”, dimana penduduk pulau menanam umbi-umbian untuk makanan padat.

Cara ini menahan tumpukan batu untuk melindungi tanaman dari air asin dan angin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top