Hamas: Kemungkinan Pemimpin Baru Bermarkas di Luar Gaza

virprom.com – Kelompok Palestina Hamas mengatakan pemimpin politik baru yang berbasis di luar Gaza bisa menggantikan Yahya Sinwar.

Sementara itu, Mohammad Sinwar diperkirakan akan lebih berperan memimpin perang melawan Israel di Jalur Gaza.

Hamas tahu bahwa mereka harus mempertimbangkan tidak hanya prioritas pendukung utamanya, Iran, tetapi juga kepentingan negara Teluk Arab, Qatar.

Baca Juga: Hamas Benarkan Kematian Yahya Sinwar

Di manakah calon utama ketua Politbiro saat ini?

Rabu (16/10/2024) lalu, pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas dalam baku tembak dengan tentara Israel.

Dalam waktu tiga bulan, Hamas kehilangan pemimpin utamanya. Sebelumnya, Ismail Haniyeh dieksekusi di Iran pada bulan Juli, kemungkinan besar oleh Israel.

Ia digantikan oleh Sinwar, yang menggabungkan kepemimpinan militer dan politik di Gaza, namun hal ini tidak mungkin lagi dilakukan.

Seperti dilansir Reuters, Sabtu (19/10/2024), ribuan anggotanya tewas setelah lebih dari setahun Israel melakukan serangan yang menargetkan Hamas.

Tokoh terkemuka di dalam dan di luar Gaza juga tewas dalam bentrokan dengan tentara Israel.

Baca Juga: Hasil Otopsi Israel: Yahya Sinwar Meninggal Karena Tertembak di Kepala

Wakil Sinwar, Khalil al-Hayya, yang sedang dipertimbangkan sebagai penggantinya, mengeluarkan pernyataan menantang pada hari Jumat.

Dia mengatakan para sandera Israel tidak akan dikembalikan sampai tentara Israel menarik diri dari Gaza dan perang berakhir.

Hamas sendiri juga memiliki sejarah dalam menggantikan para pemimpin yang gugur dengan cepat dan efisien, dengan Dewan Syura yang bertugas mengambil keputusan penting untuk menunjuk para pemimpin baru.

Dewan Syura mewakili seluruh anggota Hamas di Jalur Gaza, Tepi Barat, penjara-penjara Israel dan diaspora Palestina, yang berarti pemimpin baru harus memiliki kekuasaan untuk memulai perundingan gencatan senjata.

Bahkan jika dia tidak berada di Gaza, di mana kelompok bersenjata Hamas masih menyandera puluhan warga Israel, pemimpin baru harus mampu mengambil keputusan.

Selain kepala perunding Hayazin, Haya, pendahulu Haniya, Khalid Meshaal, dan ketua Dewan Syura Muhammad Darwish adalah pesaing utama lainnya untuk kepemimpinan, kata para analis dan sumber Hamas.

Baca Juga: 33 Orang Tewas dalam Serangan Israel di Kamp Pengungsi Tadi Malam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top