Gibran Lebih Punya “Bargaining” Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Jakarta, virprom.com – Wakil Presiden terpilih Republik Indonesia (VAPRES) Gibran Rakabuming mengaku sudah menyusun peta jalan politik dan memutuskan perahu mana yang akan ia ikuti sebagai kendaraan politik selanjutnya.

Namun Gibran tak membeberkan arahnya. Ia hanya menegaskan, komunikasi politik tetap berjalan tidak hanya dengan Partai Golkar.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan Gibran sangat membutuhkan kendaraan politik setelah ditolak menjadi bagian dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Juga jika ingin melanjutkan kompetisi lagi di tahun 2029.

“Dia butuh partai, butuh kendaraan, apalagi kalau dia calon presiden atau calon wakil presiden pada pemilu 2029. “Butuh parpol (partai politik), perlu koalisi, bahkan sampai 20 persen (ambang batas perolehan kursi presiden),” kata Ujang kepada virprom.com, Selasa (7/5/2024).

Baca juga: Jibran Siap Gabung Parpol, Golkar Disebut-sebut Kemungkinan Besarnya

Meski demikian, Ujang menilai Gibran pasti akan mempertimbangkan kenyamanan dan status sebelum memutuskan bergabung dengan partai politik tertentu. Sebab, ia merupakan Wakil Presiden RI terpilih dan akan segera dilantik sebagai orang nomor dua di negeri ini.

“Jadi pintu masuknya harus nyaman. Ada kenyamanan sekaligus mendapat posisi yang tepat, terhormat karena jabatannya sebagai wakil presiden yang akan dilantik,” kata Ujang.

Lebih lanjut, kata Ujang, Gibran membutuhkan daya tawar untuk mendapatkan posisi penting di partai politik tertentu.

Oleh karena itu, kata dia, akan lebih bermanfaat jika Gibran menjalani proses bergabung dengan partai politik baru setelah resmi dilantik menjadi Wakil Presiden RI.

“Kalau dia mau kekuasaan lebih besar maka dia akan masuk partai setelah dilantik sebagai wakil presiden. Sebab, dia punya kekuasaan, dia punya kekuasaan, dia punya legitimasi, dia punya pengaruh jika diangkat menjadi Wakil Presiden. “Kalau belum dilantik, belum punya kekuasaan,” kata Ujang.

Meski demikian, Ujang mengingatkan, keputusan akhir tetap berada di tangan Gibran. Ini juga termasuk di mana ia akan mendarat.

Baca juga: Gibran mengindikasikan kabinet akan diisi banyak profesional.

Sebelumnya, Ujang sempat mengatakan Partai Golkar berpeluang lebih besar untuk terpilih dibandingkan Gibran saat ini. Pasalnya, partai berlambang pohon beringin itu juga siap menerima putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

Namun, menurut Ujang, Gibran akan sulit mencalonkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar karena tidak memenuhi syarat. Lagi-lagi, jika dipaksakan berpotensi menimbulkan resistensi dari sesepuh Golkar. Faktanya, partai tersebut memiliki kader yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sekadar informasi, pelantikan Presiden terpilih dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 akan berlangsung pada 20 Oktober 2024.

Baca juga: Gibran Siap Gabung Parpol, Golkar Katanya Paling Siap Gabung Parpol

Sebelumnya, Gibran mengaku sudah menyiapkan road map atau peta jalan politik ke depan.

Ya, kita sudah siapkan road mapnya ke depan. Kemana arahnya, kapal siapa yang ikut kita sudah siapkan, kata Gibran, saat berada di KPU Kota Solo, 2 Mei 2024.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top