Garmin Run 2024 Resmi Hadir, Kini Peserta Disabilitas Bisa Ikut

virprom.com – Garmin kembali menyelenggarakan acara lari bertajuk Garmin Run yang akan digelar pada 29 September 2024 di ICE BSD, Tangerang.

Mengusung konsep “Zero to Hero”, acara ini juga akan mengedepankan partisipasi dan keberlanjutan.

Ajang lari yang dimulai sejak tahun 2019 ini terbuka untuk umum dan menawarkan lomba lari mulai 5K, 10K, hingga 21K, serta Kids Dash khusus untuk anak-anak.

“Garmin Run 2024 merupakan rangkaian yang diadakan di 10 negara di Asia Selatan dan khususnya di Indonesia, Garmin akan fokus pada keberlanjutan dan inklusi,” kata Marketing Communications Manager Garmin Indonesia Ryan Krisna pada konferensi pers Garmin Run 2024 di Jakarta Selatan. Senin (22/04/2024).

Baca Juga: Mengapa Kita Perlu Mendaur Ulang Sepatu Lari? 3 Tips Memilih Sepatu Lari Marathon

Poin jangka panjang ini diwujudkan melalui kerja sama dengan Rekosistem sebagai mitra keberlanjutan.

Ekosistem akan membantu mengelola sampah selama acara berlangsung, yaitu dengan memilahnya dan mengubahnya menjadi bahan yang dapat digunakan.

Akan ada tempat pembuangan sampah di beberapa lokasi di lapangan untuk memastikan semua aspek acara berjalan sesuai norma berkelanjutan.

“Karena biasanya sampah akan berakhir di TPA (tempat pembuangan akhir) atau TPA. Bagaimana cara mengolah sampah menjadi bahan yang bisa digunakan,” kata Rizky Satrio, VP Business Development Recosystem.

Undang peserta penyandang disabilitas

Tahun ini, Garmin Run 2024 mengundang penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam acara tersebut.

Garmin berharap acara ini dapat membantu meruntuhkan hambatan dan menginspirasi lebih banyak orang untuk menantang diri mereka sendiri.

Johanna Caroline, atlet basket kursi roda Swift di Jakarta, berharap acara ini menjadi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk memanfaatkan kesempatan hidup dengan mencapai garis finis.

“Ini juga merayakan keberagaman karena banyak sekali masyarakat yang tidak hanya berjalan normal, tapi menggunakan kursi roda, dan lain-lain, ingin merasakan acara ini dan mencapai garis finis,” ujarnya.

Baca juga: Benarkah Sepatu Lari Cepat Aus Kalau Jarang Digunakan? Kapan sebaiknya Anda mengganti sepatu lari?

Sementara itu, Natrio Katra Yososha, pelari maraton autis pertama Indonesia, mengatakan saat ini banyak sekali stigma yang melekat pada penyandang autisme di masyarakat.

Menurutnya, pemikiran tersebut seringkali membuat mereka down. Oleh karena itu, mengikuti acara ini merupakan salah satu cara dirinya mengakses support system bagi penyandang autisme.

Karena, tambah Yasosha, olahraga merupakan hal yang relevan dan merupakan kebutuhan dasar setiap orang, maka setiap orang tidak boleh mempunyai kesempatan yang sama tetapi harus dipermudah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top