Eks Kadiv Keuangan PT Timah: 2019, Produksinya Rekor, Ruginya Juga Rekor

Jakarta, virprom.com – Tingkat produksi dan kerugian timah PT Timah Tbk mencapai titik tertinggi pada tahun 2019 dan memecahkan rekor dalam 10 tahun terakhir.

Permasalahan tersebut juga dipengaruhi oleh kebijakan PT Timah yang membeli bijih dari wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) milik sendiri dan menyewa smelter swasta yang digagas Harvey Moise.

Pernyataan itu diutarakan mantan Kepala Bagian Keuangan PT Timah Tbk, Abdullah Umar Baswedan saat dihadirkan sebagai saksi dugaan korupsi sistem tata niaga komoditas timah bersama terdakwa pemilik CV Venus Inti Perkasa, Tamron dan kawan-kawan.

Dalam persidangan, majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat meminta Umar menjelaskan konteks kerugian tahun 2019.

“Kenapa kamu kalah? “Padahal tahun 2019 jumlah produksinya naik 64 ribu (ton) atau (tidak) salah?” tanya hakim di dalam ruangan, Kamis (3/10/20240).

Baca Juga: Mantan Karyawan PT Timah Akui Biaya Sewa Smelter Harvey Moeis Cs Mahal

“Ya, produksi tertinggi mungkin dalam 10 tahun terakhir. – Produksinya rekor, tapi ada juga yang merugi, – jawab Umar.

Hakim pun mempertanyakan mengapa PT Timah bisa mengalami kerugian. Menurut dia, seharusnya perusahaan negara itu mendapat untung besar karena produksinya semakin meningkat.

Umar kemudian menjelaskan, ketika produksi timah meningkat pada tahun itu, harga timah dunia turun.

Ia melihat biaya produksi di PT Timah tidak terkendali.

“Produksi yang tinggi berarti biaya tidak terkendali. “Saat dijual, harga logamnya turun,” jawab Umar.

Fluktuasi harga timah di pasar internasional bukan satu-satunya faktor penyebab kerugian bagi PT Timah. Perusahaan juga terkena dampak kenaikan utang.

Utang ini muncul karena PT Timah memproduksi timah dua kali lebih banyak dari target yang direncanakan.

Baca Juga: Sekretaris Utama Tin Foundry Sebut Ratusan Transaksi Valas Total Rp 80 Miliar

Dampaknya, biaya operasional PT Timah meningkat. Ketika kas internal perusahaan tidak mencukupi, diputuskan untuk menarik utang dari bank.

Meski setiap tahun PT Timah melakukan penarikan utang ke perbankan, namun pinjaman yang diajukan pada tahun 2019 mengalami peningkatan.

“Saya lupa (jumlah kenaikannya) Yang Mulia.” “Tetapi peningkatannya cukup signifikan,” kata Umar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top