Duduk Perkara Kerusuhan di Kaledonia Baru

NOUMEA, virprom.com – Kaledonia Baru, wilayah otonom Perancis yang terletak di timur laut Australia, sedang mengalami hari-hari tropis.

Jalan-jalan diblokir, mobil-mobil dibakar habis, sementara tempat-tempat usaha ditutup dan dijarah. Kekerasan tersebut terjadi pekan lalu di sebuah kawasan yang dulunya digunakan sebagai penjara bagi tahanan politik Prancis.

Kekerasan tersebut dipicu oleh usulan Majelis Nasional di Paris untuk melakukan reformasi pemilu yang akan memberikan hak memilih kepada warga negara Prancis yang telah tinggal di sana selama lebih dari 10 tahun.

Baca juga: Kerusuhan dan Kekerasan di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Dilaporkan enam orang tewas dalam bentrokan tersebut, dua di antaranya polisi. Selain itu, ratusan orang lainnya terluka dan sejumlah besar wisatawan terpaksa mengungsi melalui jalur udara.

Pihak berwenang mengumumkan keadaan darurat di wilayah kepulauan di tengah Samudera Pasifik itu pada Rabu (22 Mei 2024).

Presiden Prancis Emmanuel Macron pun terbang dari Paris untuk menghindari krisis politik.

Macron mengatakan ibu kota Kaledonia Baru, Noumea, sedang menghadapi “pemberontakan rakyat yang belum pernah terjadi sebelumnya”.

Macron juga mengumumkan bahwa pasukan polisi berkekuatan 3.000 orang akan tetap berada di Kaledonia Baru selama diperlukan.

Selain itu, Macron bersumpah bahwa proposal reformasi politik yang kontroversial tidak akan diterima untuk saat ini. Dia akan menganalisis kembali situasinya bulan depan.

“Kami akan memberikan waktu beberapa minggu untuk meredakan ketegangan dan melanjutkan perundingan untuk menemukan kesepakatan yang luas,” katanya. Bagaimana sejarah Kaledonia Baru dan mengapa menjadi bagian dari wilayah Perancis?

Kaledonia Baru, terletak sekitar 1.500 km sebelah timur Australia di perairan hangat barat daya Samudra Pasifik, merupakan wilayah kepulauan independen dengan populasi sekitar 270.000 jiwa.

Penduduk lokal bernama Kanak tinggal di sana. Kelompok etnis ini mewakili sekitar 41 persen populasi. Setelah itu, 24 persen penduduknya berasal dari Eropa, sebagian besar berasal dari Perancis.

Penjelajah Inggris James Cook menemukan pulau Kaledonia Baru pada tahun 1774.

Pada tahun 1853, Kaisar Napoleon III memutuskan untuk mencaploknya ke Prancis.

Prancis menggunakan kawasan ini sebagai tempat perlindungan ribuan tahanan hingga awal abad ke-20.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top